REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mimpi Kota Bandung untuk menghadirkan moda transportasi massal yang modern sebentar lagi terwujud. Saat ini, pemenang tender proyek Light Rail Transit (LRT) telah ditetapkan.
Menurut Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, perusahaan SMRT dari Singapura telah ditetapkan sebagai pemenang lelang. Untuk tahap awal, SMRT akan membangun LRT Bandung koridor I rute Babakan Siliwangi - Leuwipanjang sepanjang 10,15 kilometer.
"Harapannya, saya ingin kebut agar proses konstruksi dimulai secepatnya 2017. Dia yang membuat dan mengoperasikan seluruh LRT di Singapura," ujar Ridwan Kamil yang akrab di sapa Emil usai memberikan Kuliah Umum pada 3.000 mahasiswa baru Unisba tahun akademik 2016/2017, dengan tema 'Menyongsong Generasi Islami Milenium', di Aula Unisba, Selasa (20/9).
Emil mengatakan, saat ini, Pemkot Bandung tengah mengkaji sejumlah alternatif skema pembiayaan. Karena, pembangunan LRT tak memungkinkan menggunaan APBD. Oleh karena itu, dia berharap, pemerintah pusat turut ambil bagian dalam proyek besar tersebut. Minimal, ada kontribusi 51 persen pendanaan dari APBN dan sisanya dari swasta. "Tapi satu tahap setelah ini negosiasi perjanjian kerja sama," katanya.
Dalam bernegosiasi, Emil akan berkonsultasi dulu ke Menseskab (menteri sekretaris kabinet). Karena, saat ini telah ada Perpres LRT Bandung Raya. "Di rapat kabinet terakhir Pak Jokowi memang menyetujui tidak mungkin dibiayai APBN sepenuhnya," katanya.
Dikatakan Emil, pihaknya akan melihat apakah lelang yang dilakukan dengan Perpres ini bisa disinkronkan. Karena, semakin ada subsidi dari pemerintah pusat, maka semakin sedikit Pemkot memiliki kewajiban melakukan kompensasi. "Skenario ini sedang diupayakan," kata Emil.
Salah satu skenario pembayaran yang turut dikaji, kata Emil, yakni menghadirkan nilai ekonomi tambahan dari properti untuk menutup investasi berupa penyerahan aset stasiun pemberhentian untuk dikelola oleh investor.