REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum lama ini polisi menangkap dua mantan murid aliran ilmu kebal Mahesa Kurung di Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kedua pelaku yang masih bocah tersebut dibekuk lantaran membuat dua warga Kebagusan, Pasar Minggu, Jaksel, yakni RR (22) dan S (25) mengalami luka parah akibat dibacok.
"Di Mahesa Kurung BM tiga hari belajar, sedangkan FH enam hari. Mereka mengaku dikasih amalan zikir dan ilmu kanuragan pula," ujar Kapolsek Jagakarsa Kompol Sri Bhayakari, Senin (19/9).
Kendati Demikian, Sri membantah bahwa Perguruan Mahesa Kurung terlibat dalam berbagai kasus kekerasan genk motor di kawasan Jakarta Selatan. Pasalnya, kata dia, saat guru besar Mahesa Kurung, Bayu Aji Prakoso diperiksa mengaku bahwa dirinya hanya mengajarkan ilmu kanuragan kepada muridnya sesuai ajaran agamanya.
"Adapun soal tindakan kekerasan muridnya di luar perguruan itu. Itu murni secara pribadi remajanya, jadi bukan mengatasnamakan Mahesa Kurung. Jika ketahuan mereka melakukan perbuatan kekerasan, remaja itu langsung dicoret namanya dari keanggotaan perguruan," ucap Sri.
Begitu pula dengan kasus yang dialami pelaku BM dan FH, kata Sri, keduanya melakukan aksi kekerasannya itu tanpa mengatasnamakan perguruannya tersebut. Karena itu, ia berpesan kepada semua masyarakat untuk selaku mengawasi gerak-gerik anaknya, sehingga tak terjerumus ke dalam pergaulan yang tak baik.
"Orang tua BM dan FH sudah kami panggil, mereka syok tahu anaknya seperti itu. Karena korban yang luka parah itu minta kasusnya dilanjutkan, maka kami pun melanjutkannya ke pengadilan. Makanya, orangtua harus tahu jika anaknya keluar malam itu ke mana dan bergaul sama siapa saja temannya," kata dia.