REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi dan pemerintah pusat tengah melakukan pendataan nelayan yang akan mendapatkan program asuransi. Rencananya, ada sekitar 7.000 orang nelayan yang akan mendapatkan asuransi.
"Untuk mendorong peningkatan hasil tangkap, para nelayan akan diikutkan program asuransi," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sukabumi Abdul Kodir kepada wartawan Selasa (19/9).
Saat ini terang Kodir, tahapannya baru memasuki pendataan dan verifikasi data di lapangan. Caranya, pemkab membentuk posko pendataan di sejumlah pesisir selatan Sukabumi. Upaya tersebut untuk memastikan agar penerima asuransi benar-benar berprofesi sebagai nelayan pencari ikan.
Rencananya ungkap Kodir, jumlah nelayan yang mendapatkan asuransi sebanyak 7.000 orang. Namun, hingga kini yang terdata baru mencapai sekitar 3.500 orang karena sejumlah nelayan Sukabumi masih mencari ikan di daerah lain atau andon.
Kodir menerangkan, untuk pembayaran premi para nelayan mendapat subdisi dari pemerintah pusat. Namun besaran subsidi belum diketahui karena masih dalam tahap pembahasan.
Menurut Kodir, jumlah nelayan di Sukabumi mencapai 9.800 orang. Mayoritas yakni sekitar 75 persen merupakan nelayan tradisional yang menggunakan kapal di bawah 5 GT.
Ditambahkan Kodir, saat ini sebagian nelayan Sukabumi masih berada di perairan selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mereka mencari ikan ke luar Sukabumi karena kesulitan mencari ikan di perairan Sukabumi akibat musim paceklik.