Senin 19 Sep 2016 13:14 WIB

Negara Melanesia Belajar Olah Produk Pertanian di Malang

Rep: Christiyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Keripik Sayur
Foto: saunggkasohor.wordpress.com
Keripik Sayur

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tiga negara melanesia mengirimkan perwakilannya untuk belajar mengolah produk pertanian di Kabupaten Malang. Delapan orang dari Vanuatu, Fiji, dan Papua Nugini mempelajari pengolahan ubi, pisang, dan kelapa sejak Senin (19/9) hingga dua pekan ke depan.

Di bawah koordinasi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan di Lawang, kedelapan peserta akan mengunjungi berbagai industri pengolahan pertanian di Malang dan Surabaya. Menurut koordinator akademik pelatihan, Diana Triswaningsih, mereka akan belajar mulai dari tahap processing hingga penerbitan sertifikasi produk.

"Ubi, pisang, dan kelapa adalah tiga komoditas utama negara melanesia, di Malang mereka akan mempelajari lebih banyak soal pengolahan untuk mendongkrak nilai tambah komoditas tersebut," ujar Diana kepada Republika.co.id, Senin (19/9) di Malang.

Berbagai makanan lezat bisa dihasilkan dari komoditas yang biasanya hanya dipandang sebelah mata. Ubi bisa  disulap menjadi tepung, es krim, hingga selai. Sedangkan pisang dapat diolah menjadi permen.

Kelapa diolah menjadi virgin  coconut oil dan serabut kelapa bisa dimanfaatkan menjadi aneka kerajinan. "Intinya kami mengajarkan bagaimana agar tidak ada bagian tanaman yang terbuang sia-sia," imbuh wanita yang sehari-hari menjadi widyaiswara pengolahan hasil pertanian ini.

Tahun ini adalah kedua kalinya negara-negara melanesia belajar ilmu pertanian di Malang. Lewat program Training Course on "Added Value on Agricultural Products Through Zero Waste Processing System for Melanesia Spread Group Countries", para aktivis perempuan dan pertanian diajak mempelajari industri pertanian di Malang.

Rencananya para peserta akan diajak berkunjung ke industri virgin cocont oil, pabrik Bakpao Telo, hingga ke Sucofindo untuk belajar tentang sertifikasi. Seorang peserta asal Papua Nugini, Rose Maki Sinowai, mengaku senang diundang ke Indonesia untuk belajar pengolahan pertanian. "Ubi sebagai makanan pokok di negara kami belum banyak diolah, di Malang kami bisa belajar berbagai alternatif mengolah ubi," kata aktivis perempuan dari Women Consul Papua Nugini itu.

Menurut Rose, ilmu yang ia peroleh dari Indonesia bisa ia tularkan ke kaum wanita di negaranya. Dengan demikian panen hasil bumi bisa disimpan lebih lama dan memberikan nilai tambah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement