REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Gempa bumi tektonik menggoyang seluruh wilayah pesisir Malang, Blitar, dan Tulungagung hari ini, Ahad (17/9), pukul 10.27. Berdasarkan analisis BMKG pgr7, Yogyakarta gempa bumi berkekuatan 4,6 Skala Richter dengan episenter pada koordinat 8,86 LS dan 112.40 BT.
Pusat gempa berada di laut pada jarak 77 kilometer arah barat daya Kota Malang pada kedalaman 45 kilometer. Kepala Stasiun Geofisika Karangkates Malang, Musrupan menjelaskan, peta tingkat guncangan shake map BMKG menunjukkan gempa bumi ini menimbulkan guncangan pada II Skala Intensitas Gempa bumi BMKG atau III MMI di wilayah Karangkates Malang, Blitar, dan Tulungagung.
"Menurut laporan, BPBD Blitar dan beberapa pegawai stasiun geofisika Karangakates sempat terkejut akibat guncangan gempa bumi yang menyentak dengan tiba-tiba ini," demikian pernyataan Musrupan pada Ahad (17/9). Namun demikian, hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan akibat kejadian itu.
Jika ditinjau dari episenternya dan kedalaman, gempa bumi ini dipicu sesar kerak dangkal di Samudera Hindia.
Gempa bumi ini tergolong gempa dangkal dengan kedalaman 45 kilometer, yaitu akibat dari pertemuan lempeng tektonik Indo Australia dan lempeng tektonik Eurasia. Lempeng tektonik Indo-Australia bergeser atau menyusup menuju lempeng tektonik Eurasia.
Sepanjang 2016 ini, wilayah Karangkates telah digoyang gempa bumi sebanyak delapan kali dengan intensitas 2 sig-bmkg atau 3 MMI. Terkait peristiwa gempa bumi ini, Musrupan meminta warga pesisir pantai Malang Selatan, Blitar, dan Tulungagung agar tetap tenang. "Gempa bumi terjadi tidak berpotensi tsunami," pungkasnya.