Sabtu 17 Sep 2016 15:11 WIB

Wow....90 Persen Bahan Baku Farmasi Indonesia Masih Impor

Scutellaria baicalensi atau Huang-Qin, tanaman obat dari Cina
Foto: BBC
Scutellaria baicalensi atau Huang-Qin, tanaman obat dari Cina

REPUBLIKA.CO.ID, JATINANGOR -- Industri farmasi Indonesia tercatat sebagai yang terbesar di ASEAN. Bahkan, idustri ini berkontribusi kurang lebih 27 persen dari total pangsa pasar farmasi ASEAN. Di tingkat dunia, industri farmasi Indonesia menempati peringkat 23 besar, dan diperkirakan meningkat jadi 20 besar pada 2017 mendatang. Namun, 90 persen bahan baku farmasi di Indonesia masih impor dari negara lain, terutama Cina dan India.

“Hal ini menunjukkan struktur industri farmasi di Indonesia belum optimal dan masih terbatas pada formulasi,” ujar Direktur Pelayanan Kefarmasian Kementerian Kesehatan RI Dettie Yuliati, saat menjadi narasumber pada seminar pentahelix bertema 'Kemandirian Bahan Baku Farmasi' di Bale Sawala Universitas Padjadjaran Jatinangor, Kamis (15/9).

Karenanya, kata dia, perlu upaya kemandirian di bidang bahan baku obat dan obat tradisional Indonesia. Terutama, melalui pemanfaatan keanekaragaman hayati yang tersinkronisasi harmonis serta didukung aliansi strategis yang komprehensif.

Menurut Dettie, tantangan bagi industri bahan baku sediaan farmasi di Indonesia adalah pasar dalam negeri yang relatif kecil, profit margin juga kecil, sementara investasi awal sangat besar. Selain itu, ketersediaan sumber daya lokal dan teknologi pembuatan bahan baku obat juga menjadi tantangan tersendiri.

"Kondisi tersebut membuat industri bahan baku obat Indonesia tidak bisa bersaing dalam global price," ujar Dettie yang merupakan alumni Farmasi Unpad dalam keterangannya yang diterima Republika Online.

Senada dengan Dettie, Rumondang Simanjuntak dari Badan POM mengatakan, ketergantungan industri farmasi nasional terhadap bahan baku obat impor membuat pengendalian terhadap bahan baku obat menjadi aspek kritis dalam mencapai kemandirian bahan baku obat.

"Industri bahan baku obat dapat meningkatkan daya saing industri farmasi lokal untuk percepatan proses produksi obat jadi dalam rangka mendukung ketersediaan obat di masyarakat dengan effiacy, safety dan quality terjamin serta harga terjangkau,” ujar Rumondang.

Sementara Dr Keri Lestari mengungkapkan, dunia memiliki 40 ribu spesies tanaman, dan 30 ribu diantaranya ada di Indonesia. Sebanyak 9.600 di antaranya memiliki khasiat sebagai obat, dan 400 spesies telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional.

“Tapi fakta mengejutkannya, di Indonesia baru ada 43 obat herbal terstandar dan 7 fitofarmaka,” ungkap Keri yang pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Farmasi Unpad.

sumber : unpad.ac.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement