Jumat 16 Sep 2016 14:24 WIB

Abu Sayyaf dan ISIS Seperti Cinta tak Terbalas

Rep: MgRol81/ Red: Teguh Firmansyah
Gerilyawan Abu Sayyaf.
Foto: historycommons.org
Gerilyawan Abu Sayyaf.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di Asia Tenggara, selain Indonesia, Filipina juga dikenal sebagai sarang teroris. Di negara itu, ada kelompok Abu Sayyaf yang terkenal kerap menculik warga sipil demi mendapat uang tebusan.

Menurut Huda, hubungan antara Abu Sayyaf dan ISIS seperti cinta yang tak terbalas. Demi mendapat perhatian dunia, Abu Sayyaf menggunakan nama ISIS sebagai induknya.

“Abu Sayyaf itu sebetulnya sudah ada jaringan ISIS, tapi ISIS sebenarnya enggak mikirin Abu Sayyaf. Boro-boro mikirin buka cabang, mereka aja di sana ditembakin terus,” ujar Huda sambil tertawa. “Seperti cinta bertepuk sebelah tangan lah,” tambahnya.

Meski menjamurnya kelompok-kelompok kecil pendukung ISIS, lelaki yang sedang menyelesaikan program PhD di Monash University Australia ini percaya ISIS lama kelamaan akan hancur.

Baca juga, Abu Sayyaf Penggal Sandera Asal Kanada.

“ISIS memiliki ideologi yang tertutup. Saya yakin, ideologi yang tertutup akan collapse seiring waktu,” paparnya kepada Republikca.co.id usai diskusi dan pemutaran film Jilbab Selfie, kerja sama alumni International Visitor Leadership Program  (IVLP) dan Jurusan HI Universitas Binus, Kamis (15/9).

Abu Sayyaf berulangkali menyandera warga negara Indonesia. Hingga kini sejumlah WNI masih ada yang ditahan milisi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement