Rabu 14 Sep 2016 23:51 WIB

Perajin Diharap Peduli Peremajaan Bahan Alam

Ilustrasi.
Foto: C10
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Asosiasi Pengembangan Kerajinan Republik Indonesia mengharapkan para perajin peduli peremajaan bahan baku alam untuk menghindari kelangkaan dan mendorong keberlanjutan produksi.

"Sesuai prinsip fair trade (perdagangan berkeadilan), menjaga keberlanjutan bahan alam menjadi salah satu prioritas yang harus diupayakan," kata Direktur Asosiasi Pengembangan Kerajinan Republik Indonesia (Apikri) Amir Panzuri di Yogyakarta, Rabu (14/9).

Menurut Amir, rasa kepedulian keberlanjutan ketersediaan bahan baku perlu ditumbuhkan di kalangan perajin mengingat bahan baku kerajinan dari alam yang ada saat ini semakin sedikit dan mulai sulit diperoleh.

Bahan baku kerajinan dari alam yang biasa digunakan para perajin di DIY, kata dia, di antaranya bambu jenis petung, kayu jati, pule, sengon, dan kayu sono keling. "Seperti bambu petung yang sering untuk membuat mebel saat ini mulai sulit diperoleh," katanya.

Oleh sebab itu, apabila kesadaran melakukan peremajaan bahan baku tidak segera ditumbuhkan mulai sekarang, dikhawatirkan kerajinan dengan bahan baku dari alam yang selama ini termasuk menjadi andalan perajin di DIY akan hilang.

Padahal, kata dia, produk-produk kerajinan berbahan alam yang dikenal ramah lingkungan atau "green product" saat ini justru lebih banyak diminati di pasar ekspor seperti di Eropa.

Hal tersebut, kata dia, didukung dengan potensi yang dimiliki pengusaha dan perajin di Yogyakarta yang mampu menangkap nilai-nilai etnik untuk dikembangkan ke dalam produk yang membedakan dengan produk-produk daerah atau negara lain.

"Para perajin jangan sampai hanya berorientasi keuntungan jangka pendek, tetapi harus memperhitungkan ketersediaan bahan baku jangka panjang, sekaligus ikut menjaga kelestarian alam," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement