REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadikan Festival Tarian Caci di Kabupaten Manggarai sebagai agenda tahunan wisata budaya.
"Tarian Caci di Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur sudah terjadwal kegiatannya, yaitu setelah panen dan tahun baru, menjadi agenda tahunan pariwisata untuk menarik minat pengunjung," kata Kepala Dinas Parektif NTT Marius Ardu Jelamu, di Kupang, Rabu (14/9).
Ia mengatakan pula, setiap kabupaten di NTT memiliki kekhasan seni budaya sendiri-sendiri yang bisa dijadikan sebagai agenda tahunan. "Festival Tarian Caci ini adalah bagian dari kebudayan masyarakat Manggarai. Ini telah menjadi agenda tahunan seni dan budaya," katanya lagi.
Dia menyebutkan, di Manggarai ada Caci, lalu di Ngada ada Reba, kemudian di kabupaten lain juga ada sesuai dengan karakteristik budaya masing-masing. "Memang itu menjadi pekerjaan rumah Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk menghidupkan semua budaya yang ada," katanya lagi.
Dia menambahkan, selain Caci, Reba juga akan jadi agenda tahunan. Sedangkan di Kabupaten Ende telah menjadikan Sepekan Pesta Danau Kelimutu sebagai agenda pariwisata tahunan. "Agenda dimulai dengan taga kamba, lomba gawi dan naro, parade budaya nusantara, Kelimutu Expo, Trekking Kelimutu, dan Ritual Pati Ka Du'a Bapu Ata Mata di puncak Kelimutu.
Ia berharap daerah-daerah lain juga dapat menggelar festival budaya di daerahnya masing-masing. Tarian Caci merupakan ciri khas dan salah satu identitas budaya orang Manggarai. "Sebagaimana setiap daerah di dunia atau di Indonesia memiliki budaya masing-masing sebagai ciri khas daerahnya," ujarnya pula.
Mantan Penjabat Bupati Manggarai itu mengatakan Tari Caci adalah kesenian tradisional sejenis tarian perang yang khas dari masyarakat Manggarai di Pulau Flores, NTT.
Tarian itu dimainkan oleh dua penari laki-laki yang menari dan saling bertarung dengan menggunakan cambuk dan perisai sebagai senjatanya. Tari Caci ini juga merupakan salah satu kesenian tradisional yang cukup terkenal di Pulau Flores, NTT.
Tarian ini sering ditampilkan pada berbagai acara, seperti saat syukuran musim panen (hang woja), ritual tahun baru (penti), dan berbagai upacara adat lainnya.
Menurut sumber sejarah yang ada, Tari Caci ini berawal dari tradisi masyarakat Manggarai yaitu para laki-laki saling bertarung satu lawan satu untuk menguji keberanian dan ketangkasan mereka dalam bertarung. Tarian ini kemudian berkembang menjadi sebuah kesenian terdapat gerak tari, lagu, dan musik pengiring untuk memeriahkan acara.
Nama Tari Caci sendiri berasal dari kata "ca" berarti "satu" dan "ci" yang berarti "uji", sehingga caci dapat diartikan sebagai uji ketangkasan satu lawan satu.