Rabu 14 Sep 2016 17:02 WIB

Bibit Bawang Impor Dinilai Belum Tentu Bisa Tumbuh di Tanah Air

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nur Aini
Bawang merah (ilustrasi)
Foto: Wordpress.com
Bawang merah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Bibit bawang merah impor yang didatangkan pemerintah dinilai belum tentu cocok ditanam di dalam negeri.

Bejo Supriyanto, salah satu petani bawang di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar mengungkapkan tak setiap bibit bawang cocok ditanam di satu wilayah. Terlebih untuk varietas bibit bawang merah luar negeri.

“Bibit dari Brebes itu bagus tapi tak bisa ditanam di Tawangmangu, apalagi bibit impor. Kita harus perhatikan spesifikasi lokasi, ketinggian, lalu iklim. Bibit impor belum tentu cocok ditanam di hamparan sawah kita,” kata Bejo kepada Republika,co.id ,Rabu (14/9)

Pemerintah telah memberikan bantuan berupa bibit bawang merah kepada petani. Bibit bawang merah impor itu didatangkan bertahap dari Filipina dan Vietnam. Dari kuota 1.500 ton target penyaluran tersisa tinggal 325 ton saja. Impor bibit bawang merah murah dimaksudkan untuk menekan harga bawang merah yang kini tengah melambung di pasaran.

Petani bawang di Tawangmangu pernah melakukan kerja sama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) uji coba menanam sejumlah bibit dari luar negeri, salah satunya bibit bawang dari Filipina. Saat ini bawang tersebut sudah tumbuh dan siap dipanen. Meski begitu Bejo memprediksi hasilnya tak sebagus bibit lokal.

“Hidup memang, daunnya pun keluar, tapi kelihatannya produktifitasnya itu tidak imbang, yang bisa panen mau nggak mau varietas lokal,” tuturnya.

Bejo mengakui saat ini petani di Tawangmangu memang tak bisa mencukupi kebutuhan bibitnya. Setelah musim La Nina atau kemarau basah yang berdampak pada turunnya produktifitas bawang petani. Menurut Bejo jika sebelumnya pada kemarau normal dari satu kilogram bibit bawang ia bisa memanen hingga 10 kilogram bawang merah, pada panen terakhir dari satu kilogram bibit hanya mampu menghasilkan panen sekitar enam kg saja.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement