Rabu 14 Sep 2016 09:58 WIB

YLKI Menyebut Pemerintah Ciut dengan Singapura terkait Zika

Rep: Amri Amrullah/ Red: Teguh Firmansyah
Warga Singapura membeli lotion dan perlengkapan pengusir serangga menyusul wabah Zika.
Foto: Edgar Su/Reuters
Warga Singapura membeli lotion dan perlengkapan pengusir serangga menyusul wabah Zika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menduga pemerintah RI ciut dengan Singapura, terkait kasus penyebaran virus Zika. Ini terlihat hingga kini belum atau tidak berani mengeluarkan travel warning ke Singapura.

Menurut Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi padahal potensi risikonya sangat tinggi karena warga Indonesia adalah pengunjung tertinggi di dunia ke Singapura. "Aneh bin ajaib," kata dia, Rabu (14/9).

Karena itu,  YLKI mendesak pemerintah (Kemenkes) mengeluarkan travel warning bagi warga negara Indonesia (WNI), untuk tidak bepergian ke Singapura. Sampai virus zika di Singapura mereda. Mumpung virus zika belum menjadi wabah baru di Indonesia.

Sementara tingkat risiko warga negara Indonesia tertular virus zika di Singapura sangat tinggi, karena setiap tahun terdapat minimal 2,5 juta orang Indonesia yang berkunjung ke Singapura, atau 6.844 orang per harinya.

Pemerintah harus pro aktif melindungi warganya dari potensi besar tertularnya virus zika dari Singapura, dan negara ASEAN lainnya. "Jangan mengorbankan kesehatan warga negara Indonesia hanya karena mempertimbangkan kepentingan ekonomi jangka pendek dengan Singapura," ujarnya.

Baca juga, Virus Zika Dipastikan Ada di Singapura.

Menurutnya, kerugian sosial ekonomi RI akan lebih besar jika virus zika menjadi wabah baru di Indonesia, hanya karena pemerintah lamban mengantisipasinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement