Senin 12 Sep 2016 18:36 WIB

Idul Adha, Momen Pencerahan dan Penguatan Keislaman

Rep: Christiyaningsih/ Red: Karta Raharja Ucu
Aktivitas pemotongan sapi kurban di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) PD Dharma Jaya, Cakung, Jakarta Timur, Senin (12/9). .
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Aktivitas pemotongan sapi kurban di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) PD Dharma Jaya, Cakung, Jakarta Timur, Senin (12/9). .

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sesuai amanat Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Idul Adha 1437 Hijriyah dilaksanakan pada Senin, (12/9).  Hadir sebagai khatib dalam pelaksanaan Shalat Idul Adha di lapangan Helipad Kampus III Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dewan Pertimbangan Presiden RI HA Malik Fadjar.

Dalam khutbahnya, Malik Fadjar berpesan, hari raya Idul Adha sesungguhnya mengandung makna yang paling dalam dan mengesankan bagi sejarah umat manusia. Hal tersebut diabadikan di dalam Alquran dan sekaligus menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keislaman kita.

“Pengulangan pengucapan kalimat takbir, tahmid, dan tahlil, dalam momen Idul Adha merupakan bentuk penegasan bahwa di dalam diri kita tersemat suatu perasaan, satu keyakinan bahwa tidak ada tuhan selain Allah,dan Rasulullah adalah utusan Allah,” kata Malik.

Selain itu, seluruh ajaran-ajaran dalam pelaksanaan Idul Adha merupakan bagian penting. Begitu juga seluruh ajaran rasulullah yang selalu kita amalkan untuk menjadikan bagian dari tata kehidupan kita sebagai seorang muslim. Sehingga menurutnya, perayaan Idul Adha juga merupakan hari pencerahan sekaligus penguatan kembali rasa ke Islaman.

“Sehingga keislaman kita yang kita peluk ini dapat dijalankan dengan penuh kesadaran, penuh keyakinan dan penuh rasa kejiwaan yang sangat mendalam,” ucap Malik.

Guna menegaskan hal tersebut, Malik juga mengutip perkataan seorang sufi penyair Jaluludin Rumi. Rumi menyatakan keberagamaan Islam yang dilaksanakan dengan penuh kejiwaan yang mendalam, akan dapat menyuburkan di dalam benak hati kita, di dalam benak pikiran kita, untuk selalu hidup dalam suasana yang menggembirakan, menyenangkan dan selalu menghormati tata kehidupan kita bersama, baik sesama manusia, maupun dengan lingkungan hidup kita.

Sementara itu, menurut ketua pelaksana kurban, tahun ini UMM mendistribusikan tujuh sapi dan 39 kambing. Beberapa di antaranya langsung disembelih di UMM Kampus II dan Kampus III untuk kemudian dagingnya didistribusikan. Beberapa yang lain dibagikan ke berbagai daerah dalam bentuk hewan, sementara tanggung jawab penyembelihannya diserahkan pada PRM atau IMM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement