Senin 12 Sep 2016 15:12 WIB

Masih Banyak Hewan Kurban Kurang Umur

Rep: Kabul Astuti/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas memotong daging hewan kurban
Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/
Petugas memotong daging hewan kurban

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Petugas Dinas Perekonomian Rakyat (Dispera) Kota Bekasi melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban serentak di berbagai masjid di seluruh Kota Bekasi, Senin (12/9). Tidak ditemukan kasus mengkhawatirkan. Namun masih banyak hewan kurban yang belum cukup umur.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispera, Satia Sriwijayanti, mengungkapkan, selama pemeriksaan kesehatan belum ditemukan kasus yang mengkhawatirkan. "Hanya ditemukan cacing fasciola di Masjid Islamic Centre sebanyak dua ekor hewan. Kasus yang banyak ditemui umur hewan kurban masih kurang," kata Satia kepada Republika.co.id, Senin (11/9).

Di Masjid Agung Al Barkah, panitia penyembelihan hewan kurban memotong 35 ekor hewan kurban. Meliputi sembilan sapi dan 26 kambing. Puluhan panitia masih sibuk menyembelih dan menguliti hewan kurban dibantu warga sekitar.

Petugas pemeriksa kesehatan hewan kurban di Masjid Agung Al Barkah, Drh Dahlia Dhestinia, mengungkapkan tidak banyak hewan kurban yang bermasalah secara medis. Dari tujuh ekor sapi yang sudah disembelih, ditemukan satu ekor sapi yang mengandung cacing fasciola.

"Dari tujuh ekor sapi itu ada satu ekor yang kita temukan cacing fasciola, tapi jaringan hatinya tidak bermasalah jadi kita persilahkan dagingnya untuk dikonsumsi," kata Dahlia.

Pemeriksaan juga dilakukan terhadap lima ekor kambing yang sudah disembelih. Menurut Dahlia, tidak ditemukan ada masalah kesehatan pada kambing-kambing tersebut. Hanya ditemukan ada kambing yang mengalami sedikit gangguan pernapasan.

Dahlia menyatakan, kondisi kesehatan hewan kurban tahun ini relatif lebih baik dibanding tahun sebelumnya. "Sejauh ini kondisi baik, sebelumnya beberapa kali kita ketemu jaringan hati yang sudah rusak. Tapi sampai sekarang belum ketemu. Kita ketemu cacingnya, tapi belum sampai jaringan rusak," tutur Dahlia.

Dokter hewan di Dinas Perekonomian Rakyat Kota Bekasi ini menjelaskan, pemeriksaan kesehatan terhadap hewan kurban dilakukan sebanyak dua tahap. Sebelum hewan kurban disembelih, petugas melakukan pemeriksaan antemortem guna melihat kondisi fisik hewan. Pemeriksaan postmortem kembali dilakukan setelah hewan disembelih.

Petugas akan melihat keberadaan organ-organ tubuh hewan yang sakit atau rusak. Apabila ditemukan kerusakan, bagian tersebut akan dibuang tergantung pada seberapa besar kerusakan. Daging yang sehat dipersilakan untuk dikonsumsi. Kerusakan atau penyakit yang lazim ditemukan pada hewan kurban adalah cacing fasciola. Cacing ini biasanya menyerang organ hati.

Kadang ada pula hewan kurban yang memar lantaran terlalu keras membentur tanah saat dijatuhkan atau dalam proses pengangkutan, namun tidak bermasalah secara medis. "Biasanya yang kita periksa organ hati, jantung, paru-paru, dan limpa," ucap Dahlia.

Dispera Kota Bekasi menurunkan total 132 petugas pemeriksa hewan kurban yang terdiri dari petugas dinas, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), mahasiswa kedokteran hewan IPB, serta petugas kelurahan. Kurang lebih 50 petugas disebar di berbagai masjid di Kota Bekasi pada hari H Idul Adha. Mereka bertugas menjamin ketersediaan daging kurban yang aman, sehat, utuh dan halal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement