REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) 2016. Puncak peringatan akan diselenggarakan di Palu, Sulawesi Tengah, pada 20 September mendatang.
Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Harris Iskandar mengatakan, peringatan HAI 2016 mengambil tema 'Penguatan Literasi Vokasi dalam Membangun Ekonomi Berkelanjutan'. Tema ini fokus kepada enam hal, yakni kemampuan baca tulis, berhitung, sains, teknologi komunikasi dan informasi (TIK), keuangan, budaya, dan kewarganegaraan.
"Rangkaian kegiatan digelar pada 18-20 September. Sebelum peringatan puncak, ada beberapa acara pendukung seperti rakor evaluasi capaian program pendidikan keaksaraan 2016, festival literasi gerakan Indonesia membaca (GIM) dan diskusi upaya percepatan penuntasan tuna aksara (buta huruf) di Indonesia," kata Haris di Jakarta, Jumat (9/9).
Dia menjelaskan, saat ini masih terdapat 5,9 juta warga Indonesia berstatus buta huruf. Jumlah ini mengalami penurunan drastis jika dibandingkan dengan jumlah total warga buta huruf pada 2005 yang mencapai 14,89 juta orang.
Meski mengalami penurunan, pemberantasan buta huruf masih mengalami sejumlah kendala. Faktor kemiskinan, lokasi yang tak terjangkau (pelosok) dan kurangnya motivasi belajar merupakan beberapa contoh faktor yang menjadi kendala masyarakat belajar membaca.
Untuk mengatasi kendala tersebut, kata Harris, pihaknya menempuh sejumlah pendekatan seperti menumbuhkan kesadaran akan motivasi belajar dan melakukan kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta dalam upaya gerakan masif pemberantasan buta huruf. "Kerja sama dapat dilakukan dengan mengadakan program kuliah kerja nyata (KKN) di mana mahasiswa terjun langsung di tengah masyarakat terlibat dalam proses pembelajaran pendidikan keaksaraan," kata dia.