Kamis 08 Sep 2016 17:56 WIB

Warga Semarang Diminta Tunda Kunjungan ke Singapura

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Andi Nur Aminah
Turis melakukan swafoto dengan latar Patung Merlion, salah satu atraksi wisata populer di Singapura.
Foto: AP
Turis melakukan swafoto dengan latar Patung Merlion, salah satu atraksi wisata populer di Singapura.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Kabupaten Semarang telah mengeluarkan 'travel warning' bagi warganya, guna mewaspadai penyebaran virus zika. Orang nomor satu di daerah ini mengimbau agar warganya menunda kunjungan, jika ada keperluan ke Singapura.

“Sebelum ada penjelasan resmi Singapura ‘bebas’ dari zika, saya imbau jangan bepergian ke sana dulu,” kata Bupati Semarang, dr H Mundjirin, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (8/9).

Menurut bupati, wabah virus zika masih menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah Indonesia. Karena merupakan negara yang berdekatan dengan negara Singapura.

Sejauh ini Kementerian Kesehatan juga telah melakukan antisipasi dengan meningkatkan pengawasan kesehatan di pintu gerbang internasional, seperti bandara dan pelabuhan. Tujuannya agar virus tersebut tidak terbawa masuk ke Indonesia.

Mundjirin juga menyampaikan, telah memerintahkan Dinas Kesehatan untuk mencurigai siapa saja warga kabupaten Semarang yang datang ke rumah sakit maupun puskesmas dengan gejala klinis suhu badannya panas. “Di bandara sudah ada alat pemindai suhu badan. Di rumah sakit serta puskesmas pun sama, tetap harus dicurigai bila ada pasien dengan gejala klinis mirip dengan penyakit yang disebabkan virus zika,” katanya.

Deteksi dini, jelas Mundjirin, lebih baik terkait pencegahan penyebaran wabah virus zika yang menular dari nyamuk aides aigepty, seperti halnya wabah demam berdarah. Untuk itu, peran juru pemantau jentik (jumantik) juga sangat dibutuhkan.

Jangan biarkan ada wadah atau tempat yang menjadikan genangan air. Kaleng bekas dan batok kelapa bisa ditimbun agar tidak dijadikan sarang nyamuk. “Makanya, peran masyarakat untuk peduli kesehatan lingkungan juga berperan dalam mengantisipasi virus zika ini,” kata dia.

Terpisah, Direktur RSUD Ungaran, dr Setya Pinardi menuturkan, sampai sekarang belum ditemukan adanya pasien yang perlu dicurigai telah terinveksi virus zika, di rumah sakitnya. Meski begitu, pihaknya menyatakan sudah menginstruksikan kepada seluruh staf dan petugas medis untuk senantiasa waspada. Karena kemungkinan besar virus ini menyebar ke Indonesia masih sangat terbuka.

Apalagi gejalanya juga hampir mirip dengan penyakit demam berdarah. Bila demam berdarah bisa mengakibatkan korbannya meninggal dunia seandainya terlambat penanganan, ibu hamil yang terinveksi virus zika bisa mengalami kelainan janin.

Hal yang sama diungkapkan Direktur RSUD Ambarawa, dr Rini Susilowati. Ia berharap, Kabupaten Semarang bisa bebas dari temuan pasien zika. Sebagai antisipasi, setiap petugas medis yang piket tetap ditekankan agar melaksanakan prosedur standar pemeriksaan terhadap pasien. “Standar pemeriksaan pasien tetap kami terapkan guna mengantisipasi penyebaran virus,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement