Kamis 08 Sep 2016 17:45 WIB

Polisi Terus Usut Motif Penyanderaan PT APSL

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Esthi Maharani
 Kapolri Jenderal Tito Karnavian (tengah) bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya (kanan) memberikan keterangan kepada awak media seusai melakukan pertemuan di Gedung Kementerian LHK, Jakarta, Rabu (7/9). (Republika/Raisan Al Fari
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Kapolri Jenderal Tito Karnavian (tengah) bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya (kanan) memberikan keterangan kepada awak media seusai melakukan pertemuan di Gedung Kementerian LHK, Jakarta, Rabu (7/9). (Republika/Raisan Al Fari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Siti Nurbaya, mengatakan kepolisian akan terus menelusuri latar belakang penyanderaan terhadap tujuh anggotanya oleh pihak PT Andika Permata Sawit Lestari (APSL). Hingga saat ini, motif penyanderaan tersebut belum diketahui.

"Pak Kapolri sudah menyatakan pemeriksaan akan dilakukan menyeluruh. Dicari motifnya apa dan hal-hal terkait lainnya," ujar Siti di Gedung DPR, Kamis (8/9).

Ia menyatakan mendukung penuh penelusuran ini. Siti berharap, ada titik penyesaian dalam kasus kebakaran hutan yang melibatkan PT APSL. "Kita dukung saja langkah Polri," tegasnya.

Sebelumnya, KLHK mengklaim tujuh orang anggotanya disandera oleh salah satu perusahaan sawit yang lahannya terbakar, yakni PT Andika Permata Sawit Lestari (APSL). Tujuh orang tersebut diduga disandera karena diminta untuk menghapus semua foto bukti hasil penelusuran mereka yang terdiri atas Polisi Hutan (Polhut) dan Penyidik PNS (PPNS) atas terbakarnya 2.000 ha lahan di Rokan Hulu, Riau.

Penyanderaan diduga dilakukan pada saat tujuh orang sedang menjalankan tugas menyegel kawasan lahan yang terbakar. Lahan tersebut diketahui berada dalam dalam penguasaan PT APSL.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement