Kamis 08 Sep 2016 11:30 WIB

NTB Gelar Festival Bawang Merah

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Lahan tanaman bawang merah (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Lahan tanaman bawang merah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- PT East West Seed Indonesia (EWINDO), produsen benih sayuran tropis Cap Panah Merah menggelar Festival Bawang Merah di Provinsi NTB, Kamis (8/9). Acara dimulai dengan panen perdana umbi bibit bawang merah varietas tuk-tuk.

Direktur Utama EWINDO, Glenn Pardede mengatakan pihaknya ikut mendorong produktivitas dan menciptakan pertanian efektif bagi petani dengan produksi umbi bibit bawang merah melalui biji.  "Kami berharap dengan dikenalnya cara baru ini akan membuat kesejahteraan petani lebih meningkat," ujarnya disela-sela Festival Bawang Merah di Lombok Timur.

Ia menuturkan, festival bawang merah akan digelar di sejumlah kota di Indonesia. Dengan itu, diharapkan bisa membantu pemerintah meningkatkan produktivitas petani penangkar umbi bibit bawang merah dan nasional.

Menurutnya, panen perdana umbi bibit bawang merah varietas tuk-tuk saat ini hasil dari teknik baru budidaya bawang merah menggunakan benih/biji. Dengan teknik tersebut, petani akan mendapatkan keuntungan yang banyak.

"Keuntungannya, biaya transportasi lebih murah karena berbentuk biji. Benih bisa lebih lama disimpan dalam storage maksimal dua tahun selama tidak terkena sinar matahari. Sementara, sistem konvensional umbi hanya bisa disimpan dua hingga empat bulan," ungkapnya.

Dia menambahkan biaya produksi bawang merah yang dipanen dalam bentuk bawang siap konsumsi menjadi lebih rendah. Dengan metode pindah tanam hanya memerlukan 5 kg dengan biaya Rp 10 juta. Jika setiap hektar lahan dengan sistem konvensional memerlukan sekitar 1,5 ton umbi dengan biaya Rp 45 juta.

Glenn menuturkan budidaya bawang merah dengan biji akan lebih sedikit terserang penyakit. Sebab, benih tidak membawa bulb borne disease seperti virus dan jamur. Selain itu pemakaian pupuk lebih efisien, dengan dosis setengah pupuk dari kebutuhan pupuk metode sistem konvensional produksi bawang merah Tetap tinggi. "Hasil panen tuk-tuk bisa mencapai 20 sampai 25 ton per hektare , lebih tinggi dibanding sistem konvensional yang hanya 12 hingga 15 ton per hektare," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement