Rabu 07 Sep 2016 11:51 WIB

Ternyata Virus Zika Pernah Ada di Indonesia

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Nidia Zuraya
Virus Zika (ilustrasi)
Foto: Independent
Virus Zika (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Zika, Dirga Sakti Rambe, mengatakan virus Zika pernah ditemukan di Klaten, Jawa Tengah pada 1977. Temuan tersebut berdasarkan observasi kasus yang terjadi pada 1977 dan 1978.

"Temuan virus Zika tercatat dalam penelitian lokal. Temuan virus pertama terjadi pada 1977. Selain itu, ada temuan lain pada 2005 dan 2015," ujar Dirga kepada Republika di Jakarta, Rabu (7/9).

Berdasarkan penelusuran Republika, dokumentasi terkait studi temuan virus Zika tercatat dalam jurnal medis 'Zima Virus a Cause of Fever in Central Java Indonesia'. Jurnal yang dipublikasikan pada 1981 itu disusun oleh Olson KG Ksiazek dan Suhardiman Triwibowo.

Dalam jurnal dipaparkan, virus Zika teramati dari pasien sebuah rumah sakit di Tegalyoso, Klaten, pada 1977 dan 1987. Sebanyak 30 orang pasien mengalami demam tinggi, sakit perut dan lemas.

Pasien-pasien tersebut tercatat tidak mengalami sakit kepala maupun menderita ruam pada kulit. Penelitian menguji flavivirus yang menjangkit di tubuh pasien dan diperbandingkan dengan flavivirus penyebab demam pada pasien di beberapa negara Asia Tenggara.

Kesimpulannya, ada indikasi virus Zika sebagai penyebab demam. Temuan ini terjadi saat populasi nyamuk Aedes Aegypti meningkat saat puncak musim hujan.

Merujuk dari publikasi ini, Dirga menegaskan jika virus Zika sejak dulu telah ada di Indonesia. Berdasarkan kajian literatur medis, virus yang pertama kali menjangkit monyet di hutan Uganda, Afrika, ini telah menyebar hampir di seluruh dunia. 

"Temuan-temuan memang terus ada. Hanya saja, sifatnya bukan wabah atau penularan dalam jumlah besar seperti saat ini. Jadi Zika ini sebetulnya virus yang sudah lama ada, mungkin dalam beberapa waktu tidak muncul dan saat ini kembali mewabah karena beberapa faktor pendorong. Inilah mengapa seolah ada penularan Zika secara lokal di suatu negara," jelas Dirga. 

Faktor pendorong yang dimaksud adalah tingginya jumlah populasi vektor virus (nyamuk Aedes Aegypti) dan mobilitas manusia antarnegara yang semakin tinggi. Namun, Dirga menegaskan tidak ada mutasi virus yang menjadi faktor pendorong maraknya wabah Zika saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement