Rabu 07 Sep 2016 10:43 WIB

Penipuan Modus Baru Tawarkan Beasiswa

Rep: Fuji E Permana/ Red: Dwi Murdaningsih
Penipuan/ilustrasi
Foto: healingandhopehouston.wordpress.com
Penipuan/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Beberapa orang tua siswa SMA N 1 Parigi, Kabupaten Pangandaran hampir tertipu jutaan rupiah. Mereka dijanjikan mendapatkan beasiswa untuk anak mereka. Tapi, mereka diminta untuk melakukan transfer sejumlah uang ke nomor rekening yang diberikan pihak penipu.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA N 1 Parigi, Wawan Kuswandi mengatakan, ada penipu yang mengatasnamakan pihak sekolah. Mereka menginformasikan kepada orang tua siswa, bawasannya anak mereka mendapatkan beasiswa.

"Nominal beasiswa yang ditawarkan senilai Rp 7,5 juta, orang tua siswa dijanjikan akan mendapatkan beasiswa tersebut," kata Wawan kepada Republika.co.id, Rabu (7/9).

Ia menerangkan, tapi para pelaku penipuan mengaku beasiswa tersebut didapat dari hasil jerih payah mereka. Sehingga, orang tua siswa dipinta uang imbalan sebelum menerima uang beasiswa itu.

Menurutnya, beberapa korban mengaku uang imbalan yang dipinta senilai Rp 1 juta sampai Rp 2 juta. Hingga Selasa (6/9) siang, ada tujuh orang tua siswa yang telah dihubungi para penipu.

"Orang tua siswa diminta mentransfer uang ke nomor rekening yang diberikan para penipu sebagai syarat mendapat beasiswa," ujarnya.

Dikatakan Wawan, beruntung belum ada orang tua siswa yang kehilangan uang. Sejumlah orang tua siswa langsung mendatangi pihak sekolah. Mereka menanyakan kebenaran tentang beasiswa tersebut.

Pihak sekolah pun kaget, kemudian segera melakukan klarifikasi terhadap masalah tersebut. Sekolah langsung memberikan arahan dan imbauan kepada seluruh siswa SMA N 1 Parigi.

"Kami langsung beri imbauan ke tiap kelas agar disampaikan siswa kepada orang tua mereka masing-masing, kami imbau jika ada orang tua yang dihubungi dengan cara seperti itu tolong jangan dilayani," jelas Wawan.

Wawan mengaku, tidak tahu mengapa mereka bisa mendapatkan nomor handphone orang tua siswa. Akan tetapi, data sekolah dan siswa ada di internet. Menurutnya, mungkin para penipu bisa mendapatkannya dari internet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement