REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat mewaspadai penyebaran Virus Zika. Antisipasi dilakukan dengan meningkatkan sinergitas dengan berbagai pihak, terutama di pintu masuk Jabar seperti bandara dan pelabuhan.
"Kami juga mengapresiasi langkah Bandara Husein Sastranegara yang memasang alat termoscanner atau pemindai suhu tubuh pada Kamis (1/9) lalu," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Alma Lucyati, di Bandung, Selasa (6/9).
Ia menuturkan sesuai dengan arahan Kemenkes dan instruksi Gubernur Jabar Ahmad Heryawan terkait antisipasi penyebaran Virus Zika maka pihaknya bekerjasama dengan otoritas setempat meningkatkan pengawasan di semua pintu masuk ke Jabar. "Pengawasan ini baik di pelabuhan udara seperti di Husein Sastranegara maupun pelabuhan laut seperti di Cirebon, Subang,?Pelabuhan Ratu melalui peningkatan fungsi KKP (kantor kesehatan pelabuhan) yang memang mempunyai tugas untuk melakukan cegah dan tangkal masuknya beberapa penyakit ke Jabar," kata dia.
Menurut dia salah satu teknis screeningnya adalah dengan setiap orang yang pulang dari negara yang sudah terdaftar mempunyai Virus Zika, di dalam pesawat sebelum turun diberikan kartu peringatan yakni kartu kewaspadaan yang berguna untuk mengingatkan apabila sepulangnya dari negara tersebut dalam waktu antara dua hingga tujuh hari mempunyai gejala yang mencurigakan agar segera mencari pemeriksaan lebih lanjut.
Yang tak kalah pentingnya, menurut Alma, adalah bersama-sama memelihara lingkungan agar terbebas dari nyamuk melalui kegiatan 3M plus: menguras, mengalirkan, dan mengubur barang-barang bekas yang tidak tepakai yang dapat menjadi penampungan air sehingga memungkinkan jadi tempat nyamuk bertelur. "Karena penyebaran virus Zika sama seperti demam berdarah, melalui nyamuk aedes aegypti yang hidup di Indonesia. Trik yang dapat juga dilakukan adalah memberi ikan cupang di kolam atau memakai larvadisa ditempat yg sulit dibersihkan," katanya.