Selasa 06 Sep 2016 22:52 WIB

Peneliti Jelaskan Penularan Zika Secara Lokal

Rep: Dian Erika NUgraheny/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Nyamuk Aedes aegypti penyebab visrus zika.
Foto: Reuters/ Paulo Whitaker
Nyamuk Aedes aegypti penyebab visrus zika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dari Eliminate Dengue Project (EDP) Universitas Gadjah Mada, Eggi Arguni, mengatakan penularan virus Zika secara lokal tidak mungkin terjadi. Tren penularan virus Zika secara lokal di beberapa negara Asia saat ini diduga tetap disebabkan individu terinfeksi yang sebelumnya membawa virus ini masuk ke salah satu negara.

"Berdasarkan prinsip epidemi penularan penyakit, persebaran Zika secara lokal tetap disebabkan individu yang datang dari kawasan yang sebelumnya telah menjadi daerah endemis. Mengapa sebelumnya tidak diketahui, karena saat itu mungkin belum digunakan parameter yang menegaskan penyakit yang dideritanya akibat tertular Zika," ujar Eggi ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (6/9).

Individu yang telah tertular tadi, lanjut dia, lantas digigit oleh vektor Zika yakni nyamuk Aedes Aegypti. Setelah mengalami gigitan, dirinya mungkin telah sembuh dari virus Zika dan kembali ke negaranya.

Namun, virus Zika tetap bertahan di tubuh nyamuk. Saat nyamuk mengigit warga lokal, ada kemungkinan langsung menularkan virus Zika pada saat itu.

Proses seperti inilah yang disebut Eggi seolah menjadi bentuk penularan lokal virus Zika. Saat pertama kali masuk ke tubuh manusia, virus Zika bertahan dengan masa potensial menular (virulensi) selama pekan pertama.

Pada masa itu, virus masih berkembang dan menguat di dalam tubuh. Selama pekan pertama itu pula, gigitan nyamuk kepada individu tertular Zika sangat berpotensi menular kepada individu lain.  "Setelah lepas dari fase itu (sepekan pertama), virulensi akan hilang. Efek virus terhadap tubuh pun menurun. Dengan pengobatan ringan seperti menambah cairan tubuh, istirahat dan obat penghilang nyeri individu bisa sembuh dari Zika," tutur Eggi.

Melihat dari proses tersebut, dia menyimpulkan tren penularan Zika di Indonesia bisa berpotensi terjadi seolah secara lokal seperti yang terjadi di Malaysia dan Thailand. Karenanya, pihaknya menyarankan masyarakat menghindari gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan menghentikan perkembangbiakan nyamuk tersebut.

Eggi berpendapat screening WNI yang baru tiba dari luar negeri tetap penting dilakukan agar meminimalisasi potensi pembawa virus. "Intinya dengan menghindari gigitan nyamuk, mematikan vektor pembawa virus dan pemeriksaan di bandara masih ideal untuk mencegah penularan masif virus Zika," tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement