REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Ali Khomsan mengatakan ubi ungu memiliki peluang besar untuk dikembangkan sebagai bahan makanan pokok. Ini penting pula untuk mengurangi beban beras.
"Bila ubi ungu diperkenalkan sebagai bahan makanan pokok sejak dini, termasuk kepada anak-anak, maka bisa mengurangi tekanan konsumsi beras yang sangat tinggi saat ini," kata Ali di Jakarta, Senin (5/9).
Ali mengatakan ubi jalar ungu memiliki kandungan gizi yang superior sehingga memiliki peluang untuk menggantikan serealia seperti beras. Selain itu, pengembangan, produksi dan pemanfaatannya cukup menjanjikan sehingga sejalan dengan program diversifikasi pangan. Menurut Ali, kandungan gizi ubi ungu yang tidak dimiliki beras adalah betakaroten dan antosianin yang merupakan antioksidan alami dan berperan positif terhadap peneliharaan kesehatan tubuh.
"Rata-rata produksi ubi jalar di Indonesia juga sangat tinggi, lebih dari 2 juta ton per tahun. Produktivitas ubi jalar Indonesia pada 2012 adalah 13,93 ton per hektare, di atas rata-rata produktivitas dunia," tuturnya.
Dengan produktivitas yang tinggi tersebut, Indonesia pada 2011 menempati urutan ketujuh terbesar sebagai pengekspor ubi jalar di dunia. "Sebanyak 32 persen ubi jalar Indonesia diekspor ke Jepang. Sebagai bangsa yang sama-sama pemakan nasi, Jepang sudah berhasil melakukan diversifikasi pangan. Saat ini, konsumsi beras per kapita Jepang hanya setengah konsumsi Indonesia," katanya.