REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Kota Tasikmalaya menjadi kota yang inflasinya paling tinggi di Jawa Barat. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya kenaikan harga barang komoditas terutama pangan. Inflasi Tasikmalaya pada Juli 2016 mencapai 4,12 persen (yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya, Wahyu Purnama mengatakan, Inflasi Tasikmalaya lebih tinggi dari inflasi Provinsi Jawa Barat yang mencapai 2,89 persen. Dibandingkan dengan inflasi nasional pun sebesar 3,21 persen, masih lebih tinggi inflasi Tasikmalaya.
Ia menjelaskan, kenaikan inflasi disebabkan faktor mudik Lebaran dan masa libur sekolah yang mengakibatkan peningkatan permintaan. "Akibatnya terjadi kenaikan tarif angkutan antarkota dan harga sejumlah komoditas pangan pada Juli 2016," kata Wahyu kepada Republika.co.id, Ahad (4/9).
Ia menerangkan, tingginya ketergantungan Kota Tasikmalaya pada pasokan dari daerah lain pun menyebabkan fluktuasi harga komoditas hortikultura. Beberapa komoditas hortikultura yang menyebebkan kelompok volatile foods (VF) mengalami inflasi di antaranya jeruk, wortel, bawang merah, dan kentang serta beras.
Sementara, Kota Tasikmalaya tidak banyak menghasilkan komoditas pangan yang lain. Komoditas pangan lebih banyak dihasilkan Kabupaten Tasikmalaya. Tetapi, orang-orang dari luar Kota Tasikmalaya semuanya belanja ke Kota Tasikmalaya. Sehingga permintaannya tinggi.
"Kota Tasikmalaya kalau dibandingkan dengan jumlah permintaan, Kota Tasikmalaya tidak akan mencapai swasembada (pangan)," ujar Wahyu.
Menurut Wahyu, lahan pertanian di Kota Tasikmalaya semakin berkurang. Hal ini menyebabkan berkurangnya jumlah komoditas pangan yang dihasilkan. Sehingga, untuk mencapai swasembada pangan akan semakin sulit.