Sabtu 03 Sep 2016 16:52 WIB

Indonesia Dorong Kontak Dagang dengan Kuba

Wakil Menteri Luar Negeri RI AM Fachir berbincang dengan TKI di Seoul, Korsel, akhir pekan lalu.
Foto: REPUBLIKAFOTO/Andri Saubani
Wakil Menteri Luar Negeri RI AM Fachir berbincang dengan TKI di Seoul, Korsel, akhir pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Luar Negeri RI A.M. Fachir mengatakan pemerintah Indonesia akan mendorong kontak dagang langsung dengan Kuba untuk meningkatkan nilai perdagangan bilateral dari kedua negara.

"Kita (Indonesia) akan mendorong kontak dagang langsung dengan Kuba untuk meningkatkan volume perdagangan kedua negara, serta mengapresiasi perkembangan pembangunan ekonomi dalam negeri Kuba yang signifikan," kata Wamenlu A.M. Fachir, Sabtu (3/9).

Pernyataan tersebut dia sampaikan saat menerima kunjungan kehormatan Direktur Jenderal Urusan Bilateral, Kementerian Luar Negeri Republik Kuba, Duta Besar Gerardo Penalver Portal, di Kementerian Luar Negeri, Jumat (2/9).

Dalam pertemuan tersebut, Wamenlu Fachir menyampaikan berbagai isu yang menjadi kepentingan kedua negara.

"Secara bilateral, hubungan politik kedua negara telah terjalin sangat erat. Namun demikian, kedekatan ini harus dapat diterjemahkan ke dalam bentuk kerja sama yang nyata, antara lain di bidang perdagangan, kesehatan, dan pertanian," ujar dia.

Dalam konteks multilateral, Wamenlu Fachir menilai bahwa Indonesia dan Kuba memiliki kesamaan posisi, pandangan dan kerja sama yang erat terkait berbagai isu internasional.

"Secara bilateral, Kuba memberikan perhatian terhadap upaya kontak dagang langsung untuk meningkatkan kerja sama perdagangan, antara lain dengan merencanakan mengirimkan misi dagang Kuba ke Indonesia dan juga sebaliknya," kata Fachir.

Sementara itu, Dirjen Bilateral Kementerian Luar Negeri Kuba Gerardo Penalver Portal menyampaikan penghargaan atas terbangunnya kerja sama saling dukung antar kedua negara di berbagai fora/forum multilateral.

Dia mengatakan Pemerintah Kuba mengapresiasi peran Indonesia yang berkontribusi sangat besar pada Gerakan Non Blok sehingga organisasi tersebut tetap relevan hingga kini.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement