Kamis 01 Sep 2016 08:03 WIB

'Cegah Masuknya Perilaku LGBT ke Anak-anak'

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Indira Rezkisari
Prostitusi pada anak
Foto: Republika/Rakhmawaty
Prostitusi pada anak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia konsisten ikut melindungi anak bangsa dan menanggulangi bahaya dan pengaruh dari penyakit penyimpangan orientasi seksual kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Terlebih, pascaterbongkarnya prostitusi gay di Bogor yang melibatkan anak usia belia.

Ketua Koordinator Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ICMI, Andi Yuliani Paris, mengatakan, kaum LGBT sudah nyata banyak memakan korban anak-anak. Anak-anak terjerumus dalam prostitusi gay secara daring, lantaran dijebak oleh oknum tak bertanggung jawab. Sudah 99 anak yang menjadi korban prostitusi daring.

"Itu yang terdata, bisa jadi yang tak tercatat jauh lebih banyak jika rentang waktunya ditarik mundur lagi," ujar Yuliani kepada Republika.co.id, Rabu (31/8) malam.

Dia berharap, semua pihak bisa ikut menjaga akhlak anak bangsa dengan mencegah masuknya paham LGBT dalam kehidupan anak-anak mereka. "Seperti kemarin yang terjadi di Mahkamah Konstitusi (MK), meski kaum LGBT mendesak agar UU legalisasi soal LGBT disahkan, tapi kami yakin para hakim konstitusi di MK masih bisa berpikir secara sehat demi menjaga masa depan anak bangsa," kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menangkap pelaku perdagangan dan eksploitasi seksual anak laki-laki berinisial AR. AR yang ditangkap di hotel kawasan Bogor diketahui "memperdagangkan" anak-anak tersebut melalui dunia maya.

Mereka "dijual" kepada penyuka hubungan sejenis. "Transaksi awalnya melalui dunia maya. Setelah ada kecocokan, baru disepakati untuk bertemu di tempat yang telah ditentukan," ujar Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Irjen Ari Dono Sukamto.

Anak-anak korban eksploitasi seksual ini rata-rata berumur 14 hingga 15 tahun. Enam orang di antaranya masih berstatus pelajar sekolah. Oleh pelaku AR, mereka dijual Rp 1,2 juta per anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement