REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu menyebutkan potensi titik panas di wilayah Bengkulu cukup kecil, mengingat tingkat curah hujan di wilayah ini relatif tinggi mencapai 2.000 hingga 3.000 milimeter per tahun.
"Informasi yang terpantau lewat satelit BMKG pusat hari ini, Bengkulu bebas titik panas," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Bengkulu Sudiyanto di Bengkulu, Rabu (31/8).
Ia mengatakan meski titik panas muncul di wilayah Bengkulu sangat kecil kemungkinan terjadi kebakaran hutan dan lahan. Kemunculan titik panas di wilayah itu diperkirakan dari aktivitas petani yang membakar lahan saat pagi dan dipadamkan pada sore hari.
"Tingkat curah hujan yang tinggi membuat potensi kebakaran hutan dan lahan di Bengkulu sangat minim, tidak seperti Sumatera Selatan dan Jambi atau Riau," kata dia.
Sudiyanto menambahkan tingkat curah hujan yang tinggi mencapai 200 hingga 300 milimeter per minggu membuat potensi kebakaran hutan dan lahan di Bengkulu cukup minim.
Namun, dalam kondisi musim kering, beberapa wilayah di Bengkulu yang berpotensi terbakar antara lain Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang. "Wilayah Lebong biasanya terpengaruh dari musim kering di Provinsi Jambi dan Kabupaten Kepahiang terpengaruh dari Provinsi Sumatera Selatan," kata dia.