Ahad 28 Aug 2016 19:33 WIB

Peretasan Situs Resmi MUI Bisa Resahkan Masyarakat

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Bilal Ramadhan
Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Majelis Ulama Indonesia (MUI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Situs resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI) pagi tadi sempat diretas oleh orang tak bertanggungjawab. Tim Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Wawan Purwanto mengakui sistem peretas kini semakin merjalela digunakan.

Wawan menyarankan agar MUI bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) untuk memperoleh cara terbaik dalam pengamanan sistem siber yang ada di MUI.

"Ini juga otoritas Kemenkominfo untuk melakukan pelacakan dan upaya pelarangan," ujar Wawan kepada Republika.co.id, Ahad (28/8).

Menurut Wawan, kasus ini harus segera diatasi karena dapat menimbulkan keresahan atau gejolak di tengah masyarakat. Terkait situs MUI menjadi target peretasan, Wawan melihat hal ini sudah sangat diperhitungkan oleh si pelaku. Mengingat, Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.

Wawan melihat peretasan ini bisa menjadi salah satu cara untuk mengadu domba. Isu sara yang biasa disebarkan peretas terbukti ampuh digunakan untuk melancarkan upaya-upaya adu domba. Maka dari itu, Wawan mengingatkan agar masyarakat jeli dalam menyikapi masalah ini.

Pagi tadi, Ahad (28/8), situs resmi milik MUI diretas. Laman utama yang biasanya berisi ragam aktivitas MUI berganti tulisan yang berisi hujatan terhadap kelompok radikal ISIS. Berikut tulisan yang terdapat pada situs resmi MUI tadi pagi:

"Islamic State Army Members:SAHARA H4xOR # Thex@b1 The Prophet S.A.W said, you will invade the Arabian Peninsula and Allah will grant it (to you). Then (you will invade) Persia and Allah will grant it (to you). Then, you will invade Rome and Allah will grant it (to you). Then, you will invade The Dajjal and Allah will grant him (to you). F**k!!!!".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement