Sabtu 27 Aug 2016 21:03 WIB

Ratusan Warga Mengungsi Akibat Kabut Asap

Sebuah sepeda motor menembus kabut asap.
Foto: Antara/Saptono
Sebuah sepeda motor menembus kabut asap.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU  --  Sebanyak 300 kepala keluarga di Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu, Kecamatan Pujud-Rokan Hilir dan Kecamatan Mandau, Bengkalis, Sabtu (27/8), mulai mengungsi akibat terdampak kabut asap kebakaran hutan dan lahan.

"Kabut asap di wilayah tersebut cukup pekat hingga warga harus segera dievakuasi," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo di Pekanbaru.

Ia mengatakan mayoritas warga yang mengungsi tersebut merupakan petani sawit yang berada di areal perusahaan perkebunan swasta. Dalam proses evakuasi itu, lanjutnya, jajaran Polres Rokan Hulu turun langsung membantu dengan menyediakan kendaraan. "Selain itu, jajaran juga membagikan masker gratis kepada masyarakat," ujarnya.

Guntur melanjutkan, kabut asap yang terjadi pada Sabtu ini merupakan akibat dari kebakaran lahan yang terjadi sejak Senin (22/8). Namun, kabut asap yang terjadi pada Sabtu merupakan yang paling buruk lantaran kebakaran terus meluas sementara proses pendinginan menimbulkan asap tebal.

Terlebih lagi, angin kencang bertiup ke arah pemukiman penduduk sehingga mereka harus segera dievakuasi untuk mencegah terdampak infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Guntur mengatakan warga sudah dievakuasi ke lapangan Dusun Jurong atau pinggir Sungai Rokan, Desa Bonai, Kecamatan Bonai Darussalam, Rokan Hulu. Sementara sebagian warga sudah mengungsi terlebih dahulu ke keluarganya di Kota Duri, Bengkalis. "Untuk sementara mereka kita ungsikan dahulu. Informasi selanjutnya akan kita informasikan kembali," kata Guntur.

Karhutla yang terjadi di sejumlah wilayah di Provinsi Riau mulai berdampak menimbulkan kabut asap pada akhir pekan ini. Di Pekanbaru, kabut asap kiriman mulai menyelimuti sejak pagi namun berangsung menghilang menjelang siang. Namun di wilayah pesisir Riau seperti Bengkalis, Rokan Hilir, dan Dumai, kabut asap terpantau masih terjadi.

Penduduk yang berada di sekitar lokasi kebakaran mulai merasakan dampaknya apabila angin kencang mengirimkan asap ke pemukiman warga. BMKG Pekanbaru pada Sabtu sore menyatakan satelit tidak dapat memantau keberadaan titik api dikarenakan terhalang kabut asap.

Bahkan, kabut asap dilaporkan telah mencapai negara tetangga Singapura hingga menyebabkan kualitas udara di negara Merlion itu menurun.

Dalam menanggulangi Karhutla, petugas TNI, Polri, BPBD dan Manggala Agni yang tergabung dalam Satgas terus berupaya menggempur api dengan air. Pangkalan TNI AU yang menjadi basis Satgas Udara menyiagakan 4 Heli pengebom air berkapasitas 4.000-5.000 liter dan dua pesawat air tractor (AT) berkapasitas 3.100 liter air. Sabtu pagi, heli dan pesawat beterbangan memadamkan api yang terpantau di sejumlah titik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement