Sabtu 27 Aug 2016 19:11 WIB

Hadapi Pilkada 2017, Hinca: Demokrat Berpolitik dengan Kearifan Lokal

Sekjen Partai Demokrat, Hinca IP Pandjaitan melepas 10 pasangan calon kepala daerah yang akan bertarung pada Pilkada 2017.
Foto: dok
Sekjen Partai Demokrat, Hinca IP Pandjaitan melepas 10 pasangan calon kepala daerah yang akan bertarung pada Pilkada 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Partai Demokrat menetapkan 10 pasangan calon kepala daerah yang akan bertarung pada Pilkada 2017. Sebanyak enam pasangan calon bupati dan wakil bupati akan bertarung di Provinsi Papua dan empat pasangan calon di Propinsi Sulawesi Tenggara.

Sekjen Partai Demokrat, Hinca IP Pandjaitan mengatakan, 10 pasangan calon yang dilepas pada Jumat (26/8) malam, di Taman Politik Kantor DPP Partai Demokrat, Wisma Proklamasi 41, Menteng, Jakarta Pusat itu, adalah putra-putra terbaik di daerahnya yang telah disaring dan disetujui oleh Majelis Tinggi Partai.

“Karena itu, kita lepas mereka dengan spirit burung Rajawali. Lambang utama Partai Demokrat. Spirit Rajawali yang kuat kakinya, tangguh sayapnya, kokoh tubuhnya, tajam dan akurat matanya, nyaring dan pasti suaranya menangkap, mendengar, serta merasakan suara rakyatnya,” ujar Hinca dalam keterangannya, Sabtu (27/8).

Spirit Rajawali itu, lanjut Hinca, tentu harus dilengkapi dengan spirit budaya daerah masing-masing. Demokrat, kata Hinca, berpolitik dengan berbasiskan nilai luhur yang tersebar di seluruh daerah Nusantara. Dengan begitu, semua pasangan calon yang diusung Demokrat, harus berpijak pada budaya dan kearifan lokal.

“Sebelum mereka menaburkan janjinya ke publik untuk dipilih sebagai pemimpin, mereka harus memastikan pijakan nilai kepemimpinannya berbasis kearifan lokal itu,” katanya. Karena itulah, kata dia, semua pasangan calon itu diantar ke Taman Politik untuk diberi rekomendasi dengan diantar oleh tarian-tarian khas daerah seperti tarian Sajojo yang mengantarkan calon-calon dari Papua.

“Kita ingin spirit Rajawali berpadu dengan spirit Cenderawasih untuk calon-calon dari Papua dan spirit Anoa untuk calon-calon dari Sulawesi Tenggara. Kedua lambang daerah itu punya makna yang luhur dan harus dijiwai oleh semua calon,” paparnya.

Cenderawasih, kata Hinca, berasal dari dua kata. Cendera yang berarti dewa-dewi bulan, dan wasih yang bearti wakil atau utusan. Jadi cenderawasih aratinya utusan dewa bulan untuk memajukan tanah Papua. Sementara Anoa, tutur Hinca, adalah binatang ulet, gesit, dan militan. Binatang ini jadi lambang Sulawesi Tenggara dengan semboyan Balimo Karo Somanamo Lipu yang berarti mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.

“Maka izinkan kami, Partai Demokrat, dengan semangat peduli dan beri solusi, melepas pasangan calon itu untuk daerahnya masing-masing. Kami masyarakat untuk bersama mereka berjuang memenangkan Pilkada 2017,” kata Hinca.

Adapun empat pasangan calon dari Provinsi Sulawesi Tenggara adalah  Abdul Mansur Amila-M Saleh Ganiru untuk Kabupaten Buton Tengah, Laode Rajiun-Ahman Lamani untuk Kabupaten Muna Barat, Nur Rakhman-Abbas untuk Kabupaten Kolaka Utara, dan Agus Feisal-La Ode Asrusani untuk Kabupaten Buton Selatan.

Sementara untuk Papua, Demianus Kyew Kyew-Musriadi HP untuk Kabupaten Sarmi, Tonny Tesar- Frans Sanadi untuk Kabupaten Yapen, Usman G. Wanimbo-Dinus Wanimbo untuk Kabupaten Tolikara, Befa Jigibalom-Yermis Kogoya untuk Kabupaten Lanny Jaya, Natalis Tabuni-Pdt. Yaan Robert Kobogoyauw untuk Kabupaten Intan jaya, dan Jhon Ricard Banua-Martin Yogobi untuk Kabupaten Jayawijaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement