Jumat 26 Aug 2016 11:35 WIB

Banjir dan Lonsor Terjang Aceh Barat

Prajurit TNI menyaksikan rumah yang rusak akibat banjir bandang di Desa Sintiwu, Palolo, Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (18/5). (Antara/Muhammad Adimaja)
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
Prajurit TNI menyaksikan rumah yang rusak akibat banjir bandang di Desa Sintiwu, Palolo, Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (18/5). (Antara/Muhammad Adimaja)

REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Banjir dan tanah longsor melanda sejumlah kawasan di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Bencana itu mengakibatkan satu orang warga meninggal dunia.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Barat Irianto, di Meulaboh, Jumat (26/8) mengatakan, banjir merendam lebih dari empat kecamatan. Sedangkan tanah longsor juga ditemukan pada beberapa titik lokasi.

"Banjir masih terus terjadi pada beberapa kecamatan, kemudian longsor di Kecamatan Woyla Timur. Malahan berita terakhir dari petugas baru saja ada warga Kecamatan Meureubo meninggal karena arus pendek listrik akibat banjir," katanya.

Irianto menjelaskan, saat ini pihaknya masih terus melakukan pendataan terhadap korban pengungsian maupun permukiman penduduk yang bisa dijangkau. Karena ada beberapa kawasan yang masyarakatnya sudah mengungsi ke tempat lebih aman.

Adapun kawasan yang telah dikepung banjir seperti Kecamatan Woyla Timur, Woyla Barat, Bubon dan beberapa desa di wilayah Kecamatan Johan Pahlawan dan Kaway XVI. Sementara potensi banjir meluas bisa terjadi karena hujan terus menguyur.

Dengan kondisi yang dilihat saat ini masyarakat dimintakan untuk waspada, terutama yang berada di pemukiman penduduk dekat dengan Daerah Aliran Sungai (DAS). Dia mengimbau sebelum banjir menerjang warga diminta segera mengungsi.

"Kami masih dalam pendataan, karena ada kawasan tertentu seperti di Napai, Woyla itu ketinggian air di jalan sampai 80 centimeter. Kemudian di permukiman penduduk ada yang sudah 1,5 meter," katanya.

Sementara itu longsor juga terjadi pada lokasi pegunungan Beurugang, Kecamatan Kaway XVI. Sebagian kontruksi mesin pompa air milik PDAM Tirta Meulaboh ambruk karena kondisi tanah labil akibat diguyur hujan lebat dua hari terakhir.

"Beruntung tidak semuanya ambruk, hanya sisi kontruksi bagian samping. Karena di situ ada sebagian tanah timbunan. Untuk kontruksi utuh mesin besar masih aman, semoga saja tidak hujan lagi," kata Direktur PDAM Tirta Meulaboh MW Taufiq.

Akibatnya penyulingan air PDAM Tirta Meulaboh sempat terhenti. Pipa penyuling kimia telah rusak pada Rabu (24/8) malam dan membutuhkan waktu lebih dari 2x24 jam untuk diperbaiki secara maksimal.

Akan tetapi untuk upaya darurat, pihaknya tetap bisa mengolah air bersih yang sudah masuk ke unit pengolahan. Taufiq mengatakan distribusi air bersih hanya terganggu setelah air cadangan tersebut telah habis digunakan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement