REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penutupan Jambore Nasional X 2016 pada 20 Agustus 2016, lalu, menyisakan kenangan tak terlupakan. Padatnya kegiatan selama tujuh hari dan kebersamaan dengan kawan baru se-Indonesia, menjadikan acara penutupan itu begitu mengharukan.
Para peserta, panitia hingga pembina larut dalam suasana haru yang tiba-tiba menyelimuti udara Buperta, Cibubur. Air mata pun berlinangan merasakan langsung betapa besar dan kayanya Indonesia.
Puncaknya, ketika Adhyaksa Dault menutup kegiatan. Air mata Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka itu mengalir begitu saja. Tak pelak, suara seraknya yang menahan tangis membuat malam penutupan semakin emosional.
“Saya berterima kasih kepada seluruh panitia, Andalan Nasional, Ketua Kwarda, Kwarcab, Kwarran, Gugus Depan, Saka, dan lainnya...
"Terima kasih kepada Pimpinan Kontingen Daerah, Pimpinan Kontingen Cabang, Pembina Perkemahan Putra dan Putri, dan lainnya...
"Terima kasih kepada para semua relawan yang dengan ikhlas membantu, melayani 25 ribu adik-adik Pramuka ini...
"Malam ini Jambore Nasional X 2016 resmi saya tutup, doa kami untuk adik-adik semua,” kata Adhyaksa dengan suara terbata menahan tangis.
Adalah Bayu Aji Zein (16 tahun), yang mengaku tak mampu membendung air mata, meski dia telah menerka lebih dulu apa yang akan terjadi. “Saya sudah membayangkan malam penutupan akan sangat mengharukan,” katanya sambil menyeka air mata.
Bayu sengaja datang dari Jember, khusus untuk memotret dan membuat video pendek kegiatan Jambore. Jambore Nasional, kata Bayu, telah menjadi miniatur Indonesia. Di sini, semua Kota dan Kabupaten di NKRI berkumpul. "Semua ada tendanya, kita bisa berkeliling Indonesia, bertemu 25 ribu generasi baru Indonesia," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
