Rabu 24 Aug 2016 16:09 WIB

Sapi dari Boyolali dan Sragen Diduga Terkena Antraks

Rep: Yulianingsiih/ Red: Andi Nur Aminah
Hewan kurban
Foto: Antara
Hewan kurban

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemkot Yogyakarta mengimbau masyarakat agar teliti dalam memilih hewan kurban. Pasalnya beberapa daerah di Jawa Tengah diindikasikan endemis penyakit antraks. Daerah ini adalah Boyolali dan Sragen.

"Masyarakat agar hati-hati. Lihat surat pemeriksaan dari mana hewan berasal," kata Kabid Pengawasan Mutu dan Kesehatan Hewan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta, Endang Viniarti, Rabu (24/8).

Menurut Endang, selama ini setiap hewan yang di bawa ke Yogyakarta selalu disertai surat pemeriksaan dari daerah setempat. Namun menurutnya, sejak beberapa tahun terakhir, pengiriman hewan kurban ke Yogyakarta banyak dari dalam DI Yogyakkarta sendiri untuk sapi. Sementara untuk kambing berasal dari Magelang, Ambarawa, Wonosobo dana Temanggung serta Purworejo. "Meski begitu kita tetap waspada," katanya.

Hewan yang terjangkit antraks biasanya memiliki ciri tertentu yaitu tidak nafsu makan, demam tinggi dan mengeluarkan lendir kehiitaman dari lobang-lobang alaminyya. "Jika ditemui hewan dengan ciri seperti ini segera hubungi kami," katanya.

Menjelang Idul Adha atau Hari Raya Kurban, piihaknya juga akan menerjunkan petugas sejaka H-10 untuk melakukan pemeriksaan kesehatan hewan di beberapa tempat penjualan hewan. Pemeriksaan juga dilakukan pada hewan kurban yang akan disembelih di masjid-masjid.

"Hewan yang sudah jelas sehat dan memenuhi syariat kurban kita akan beri label," katanya. Pihaknya menyiapkan 4.000 label hewan sehat dan syariat untuk ditempel di hewan yang siap kurban.

Menurut Endang, hewan kurban yang sehat tersebut memiliki ciri mata jernih, tidak ada leleran tidak normal di hidung, mata dan lubang alamiah lainnya. Nafsu makan hewan juga bagus, bulunya mengkilat, berdiri tegak, dan jalan tidak pincang serta tidak cacat fisik.

Pemeriksaan kesehatan hewan juga dilakukan pada daging kurban. Pihaknya bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan UGM untuk pemeriksaan ini. Ada 125 dokter hewan dan mahasiswa yang diterjunkan untuk pemeriksaan itu.

Kepala Disperindagkoptan Kota Yogyakarta, Lucy Irawati mengatakan, pihaknya juga rutin melakukan sosialisasi terkait penyembelehan hewan kurban yang sehat dan memenuhi syariat agama di beberapa masjid dan kelompok masyarakat. "Permintaan sosialisasi dari masyarakat terus saja ada," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement