REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memperkirakan musim penghujan tahun ini akan maju dari waktu normal. Berdasarkan perkiraan tersebut, wilayah DIY sudah memasuki musim penghujan pada akhir September atau awal Oktober mendatang.
“Ini maju dua hingga tiga dasarian dari waktu normalnya,” kata Koordinator Stasiun Klimatologi BMKG DIY Joko Budiono di Yogyakarta, Senin (22/8).
Menurut Joko, perkiraan lebih awalnya musim penghujan ini lantaran masih cukup kuat pengaruh menghangatnya suhu permukaan laut Samudra Hindia di selatan Jawa atau bagian barat Sumatra. Imbasnya, kata dia, potensi hujan pun bisa terus meningkat pada akhir September. Selain itu, ia mengatakan, La Nina yang diprediksi masih berlangsung hingga 2017 juga memicu kondisi basah di wilayah Indonesia, termasuk DIY. Kondisi ini dinilai turut mempercepat datangnya musim penghujan.
Karena musim penghujan diperkirakan maju, maka awal atau menjelang pertengahan September diperkirakan terjadi pancaroba di wilayah DIY. “Sifat musim hujan tahun ini juga diprediksikan jumlah curah hujannya di atas normal, khususnya wilayah Kulonprogo bagian utara dan Sleman. Sedangkan wilayah DIY tengah dan selatan cenderung normal,” ujar dia.
Sementara pada dasarian ketiga bulan ini, Joko mengatakan, hujan masih diprediksi terjadi di wilayah DIY. Curah hujan di Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Gunungkidul disebut berkisar antara nol sampai 50 milimeter. Sedangkan di Kulonprogo 20-100 milimeter dan di Bantul nol sampai 75 milimeter. Mengenai kondisi suhu udara, kata dia, minimum 23-25 derajat Celsius dan maksimum 30-33 derajat Celcius.