Ahad 21 Aug 2016 10:30 WIB

Menag Harap Santunan Arab Saudi Korban Crane Segera Cair

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Winda Destiana Putri
Raja Salman meninjau lokasi jatuhnya crane di Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (12/9).   (Reuters/Bandar al-Jaloud/Saudi Royal Court)
Raja Salman meninjau lokasi jatuhnya crane di Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (12/9). (Reuters/Bandar al-Jaloud/Saudi Royal Court)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Santunan kepada keluarga dan ahli waris dari korban peristiwa jatuhnya crane oleh Arab Saudi hingga kini masih belum jelas. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pun berharap agar Arab Saudi segera memberikan santunan kepada keluarga korban.

"Jadi kita berharap mudah-mudahan enggak terlalu lama lagi karena juga kasian keluarga korban," kata Lukman di Jakarta Ahad (21/8).

Menurutnya, pengurusan proses pemberian santunan tersebut saat ini merupakan kewenangan Kementerian Luar Negeri di Arab Saudi. Karena menyangkut hak-hak WNI di luar negeri.

"Ini sudah menjadi domain kewenangan Kemenlu perwakilan yang di sana, karena ini sudah menyangkut hak warga negara kita," jelas dia.

Sebelumnya, pihak keluarga dari jamaah haji korban peristiwa jatuhnya crane di Masjidil Haram, Makkah, asal Kabupaten Bandung Barat, Jawa Bawat, mempertanyakan janji Pemerintah Arab Saudi yang akan memberikan santunan kepada ahli waris korban dari peristiwa tersebut.

"Sampai sekarang belum mendapat kabar soal kapan pencairan itu akan dilakukan," kata Duskarno, keluarga dari korban crane warga Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Ia menuturkan, banyak jamaah haji Indonesia termasuk istrinya, Iti Rastiwi Darmini menjadi korban dalam peristiwa itu. Namun, hingga kini belum ada kejelasan realisasi santunan yang dijanjikan oleh Pemerintah Arab Saudi.

Padahal, dia mengungkapkan janji santunan Pemerintah Arab Saudi yakni sebesar 1 juta riyal atau setara dengan Rp 3,5 miliar bagi semua korban meninggal dan cacat fisik.

Selain itu, Pemerintah Arab Saudi menjanjikan ibadah haji eksklusif bagi keluarga korban insiden jatuhnya crane tersebut.

Ia menambahkan pemerintah daerah juga dari Kementerian Agama tidak memberikan penjelasan terkait realisasi santunan tersebut. Dia mengaku hanya mendapatkan informasi terkait santunan tersebut melalui media internet yakni ada kendala dengan satu negara yang belum menyepakati santunan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement