Sabtu 20 Aug 2016 18:22 WIB

Pengamat: Tak Ada yang Istimewa dengan Arcandra Tahar

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Bayu Hermawan
Arcandra Tahar
Foto: wikipedia
Arcandra Tahar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Fahmi Radhi menyayangkan jika pemerintah berencana mendudukan mantan Menteri ESDM, Arcandra Tahar pada posisi strategis setelah masalah kewarganegaraan gandanya selesai. Ia menilai Arcandra bukan orang yang istimewa dalam bidang pengolahan energi.

"Saya katakan tak hebat-hebat amat Arcandra," ucap mantan anggota Tim Anti Mafia Migas dalam diskusi bertema 'Geger Arcandra dan Nasib Sektor ESDM' di Jakarta, Sabtu (20/8).

Fahmi menjabarkan, pertama sepak terjang dan track record Arcandra tidak diketahui secara terang seperti Sri Mulyani (Menteri Keuangan). Kedua, kendati ia bekerja di sebuah perusahaan yang berlokasi di Texas, Amerika Serikat, namun itu tidak berkelas internasioal.

Ketiga, ia melanjutkan Arcandra disebut mempunyai enam hak paten. Fahmi membandingkan, di UGM juga banyak sosok yang memiliki hak paten. Menurutnya, yang terpenting dari hak paten, yakni sejauh mana paten tersebut bisa diterapkan.

"Berdasarkan indikator tadi, saya katakan Arcandra itu nggak hebat-hebat amat," ujarnya.

Fahmi  tidak menampik ihwal keahlian Arcandra di bidang offshore, namun ia mengingatkan saat ini ada penurunan cadangan gas dan minyak.

Sehingga, menurutnya, yang dibutuhkan yakni pemimpin yang mampu menganekaragamkan bidang energi. Ia menyebut, sosok seperti Arcandra sangat banyak di Indonesia.

"Jadi kalau ada wacana, setalah selesai urusan kewarganegaraannya Arcandra diangkat lagi, saya kira ini sangat naif sekali, blunder bagi Presiden Jokowi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement