Sabtu 20 Aug 2016 17:59 WIB

Curhatan Ibu Mahasiswi yang Putrinya Ditahan di Turki

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Teguh Firmansyah
Suasana rapat umum ntuk mendukung demokrasi dan mengutuk upaya kudeta berdarah 15 Juli lalu di Turki
Foto: YouTube
Suasana rapat umum ntuk mendukung demokrasi dan mengutuk upaya kudeta berdarah 15 Juli lalu di Turki

REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Keluarga Dwi Puspita Ari Wijayanti, berharap otoritas Turki membebaskan mahasiswi asal Indonesia ini. Kedua orang tuanya meyakini putrinya tidak terlibat dalam gerakan politik untuk menggulingkan Presiden Erdogan.

"Ia sebatas mahasiswi yang sedang melaksanakan tugas belajar guna meraih gerlar sarjana," ungkap Komandan Kodim 0716/ Demak, Letkol Inf Nanang Wibisono, menirukan penjelasan Ariyah, ibu Dwi, Sabtu (20/8).

Setelah mendengar kabar putrinya ditangkap oleh otoritas keamanan Turki, lanjut Nanang, pihak keluarga Dwi sangat syok. Mereka juga menutup diri dan enggan dikonfirmasi awak media.

Namun kedua orang tuanya yang tinggal di Dukuh Delok, Desa/ Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah ini mengharapkan kebebasan putrinya yang tengah menempuh studi Sastra Turki tersebut.

"Ayahnya, yang juga anggota kami sangat berharap otoritas Turki membebaskan Dwi dan memulangkan kembali ke tengah- tengah keluarga," katanya.

Nanang menambahkan, saat ini permasalahan Dwi Puspita Ari Wijayanti sudah ditangani staf Kemenlu RI melalui Dubes RI di Turki. "Sudah diurus oleh Pemerintah melalui perwakilan negara di Turki," jelasnya.

Sementara itu, ayah Dwi Puspita Ari Wijayanti, Serma Warsidi yang coba ditemui tidak mau memberikan banyak keterangan. Ia memilih diam karena masih syok dengan nasib putrinya tersebut.

Baca juga,  DPR Kecam Penangkapan Dua Mahasiswi Indonesia di Turki.

"Maaf mas untuk sementara kami tidak bisa berkomentar. Yang jelas, kami ingin putri kami dibebaskan dan dipulangkan ke indonesia. Anak saya tidak bersalah dan selama ini baik- baik saja," kata anggota Koramil 15 Gubug ini.

Sebelumnya alumni SMAN 2 Semarang ini menjadi salah satu dari dua mahasiswa Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditangkap otoritas Turki.

Mereka adalah penerima beasiswa dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) Turki, Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association (PASIAD) yang disebut- sebut terkait dengan Gulen, yang dituding otoritas Turki berada di balik kudeta gagal bulan, Juli lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement