REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi VII DPR, Kurtubi mengatakan Kementerian ESDM harus mulai membuka pintu pada pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia.
"Untuk itu, Menteri ESDM harus membuka pintu untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir," katanya di Jakarta, Sabtu (20/8).
Kurtubi melanjutkan, sosok Menteri ESDM harus paham, bangsa ini harus melipat gandakan kapasitas pembangkitnya lima kali lipat dalam 10 tahun mendatang.
Politikus Partai NasDem itu menganggap, jika Indonesia tetap bertahan dengan kebijakan yang ada saat ini, maka hanya menjadi model bangsa yang tertinggal di kawasan Asia Tenggara.
Menurutnya, untuk menjadikan bangsa Indonesia menjadi maju, maka pasokan listriknya harus cukup. Paling tidak, lima kali lipat dari ketersediaan listrik yang ada saat ini.
"Tak boleh dikunci mati sepeti kebijakan yang ada seperti saat ini," ujarnya.
Ia mengusulkan Indonesia harus mulai mendorong berbagai sektor untuk memajukan bangsa, seperti batu bara, PLTU, panas bumi, mikro hidro, energi terbarukan.
"Ingat, negara ini negara besar, 250 juta penduduknya, tiga tahun lagi kebutuhan listrik kita menjadi lebih besar. Investasi tak bisa masuk kalau listrik kita kurang," jelasnya.
Sehingga, ia mengusulkan Indonesia harus mulai mengembangkan dan menikmati pembangkit listrik tenaga nuklir. Menurutnya, hal itu sesuai dengan amanat Presiden Soekarno pada 1960, agar bangsa ini bisa memanfaatkan tenaga nuklir untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
"Bangsa ini tak boleh dikunci mati kesejahteraannya hanya oleh beberapa orang yang mengharamkan nuklir. Kita harus maju ke depan tak boleh kita terhambat oleh kebijakan yang salah," katanya.