REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro mengusulkan, pemimpin Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral haruslah seorang yang profesional. Alasannya, Kementerian ESDM memiliki APBN kecil, namun nilai yang dikelolanya luar biasa khususnya untuk kemakmuran rakyat.
"Kalau orang partai sangat riskan misal Jero Wacik. Jadi, dia harus profesional, orang bebas, tak tergantung partai, tak tergantung banyak pihak, sehingga mudah memutuskan kebijakan," kata dia dalam diskusi Geger Arcandra dan Nasib Sektor ESDM di Jakarta, Sabtu (20/8).
Artinya, Komaidi menjelaskan, dia harus sosok pemimpin yang merdeka dalam pengambilan keputusan karena kementerian itu menyangkut kekayaan alam yang begitu besar. Ia mengusulkan, figur yang diperlukan untuk Kementerian ESDM mempunyai dua kritetia, yakni ahli dalam kepemimpinan dan integritas.
Komaidi meyakini, dari jutaan anak bangsa, pasti ada yang mempunyai aspek tersebut. Namun, ia mewanti-wanti, aspek-aspek yang dibutuhkan Menteri ESDM tidak boleh ditunggangi kepentingan.
"Kalau ada kepentingan, ya sulit mencari. Pemimpin ESDM semata-mata untuk memajukan sektor ESDM," ujar Komaidi.
Ia mengingatkan, hampir semua negara mempunyai kepentingan dalam bidang ESDM. Cadangan migas di lingkungan Asia Pasifik, yakni 20 persen dari total yang ada di dunia. Tidak mengherankan jika Asia Pasifik mengimpor dari negara lain, seperti Timur Tengah, Eropa.
"Indonesia berada di dalam situasi lingkungan itu. Kalau kita punya SDA tak dikelola dengan baik, sementara banyak saingan, mau apa ke depan," jelasnya.