REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengakui pemangkasan dana transfer daerah dari APBN Perubahan 2016 akan berpengaruh bagi pembangunan di daerah. Namun ia tetap optimis, pemangkasan ini tidak akan banyak memberikan implikasi bagi program pembangunan di Provinsi Jawa Tengah.
Hal ini disampaikannya, usai memberi kuliah umum mahasiswa baru, Instiper Yogyakarta, di kebun Stiper Edu Agro Tourism (SEAT) Instiper, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jumat (19/9).
Menurut Ganjar, soal pemangkasan dana transfer dari APBN Perubahan ini akan membuat pembangunan di daerah tidak bisa berjalan cepat karena anggaran jelas akan berkurang.
“Maka, agar pembangunan di daerah tetap bisa berjalan diperlukan cara-cara atau pola-pola pembiayaan yang lain, selama di Kementerian Keuangan ada PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang kemudian bisa memberikan pembiayaan pada pembangunan infrastruktur,” katanya.
Daerah, kata dia, juga bisa mengeluarkan Municipal Bond atau obligasi daerah. Sehingga pembiayaan daerah tidak harus konvensional dengan bergantung pada APBD saja.
Ganjar juga meyakini, kebijakan pemangkasan dana transfer daerah tersebut tidak akan berdampak banyak bagi Jawa Tengah. Sebab keuangan daerahnya relatif mampu.
Bahkan Jawa Tengah juga akan melakukan inovasi dengan pola pembiayaan yang lain. “Namun bisa jadi kebijakan ini akan memiliki implikasi bagi daerah yang keuangannya masih terbatas,” ujarnya.
Pemerintah Pusat bakal memangkas dana transfer daerah dari APBN Perubahan 2016. Kebijakan ini dinilai banyak pihak akan memberi dampak bagi pembangunan di daerah.