REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI angkat bicara terkait langkah Presiden Joko Widodo memberhentikan Arcandra Tahar dari jabatannya selaku menteri energi dan sumber daya mineral (ESDM). Melalui Presiden BEM KBM STEI SEBI Ihsan Munawwar, Presiden dituntut meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia.
"Karena Presiden dan Kabinet Kerja telah ceroboh dalam memilih stakeholder," ujarnya kepada Republika. BEM KBM STEI SEBI menilai Presiden harus memberikan penjelasan rasional atas pemberhentian Menteri ESDM.
Apalagi, keputusan Presiden terbukti telah menuai kesan negatif dari khalayak umum. Sejumlah aspek disoroti mulai dari kepercayaan publik, kebijaksanaan, kecerobohan, dan lain-lain.
"Hidup memang sebuah permainan, namun kita hidup bukan untuk dipermainkan," kata Ihsan. BEM KBM STEI SEBI pun mempertanyakan motif di balik agenda yang mencuat ini.
Apalagi, pergantian hanya dilakukan setelah 20 hari Arcandra menjabat. Lebih lanjut, BEM KBM STEI SEBI meminta Presiden juga harus cepat dan tepat dalam memilih pengisi kekosongan kursi yang kini dipegang sementara Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
"Kami menuntut profesionalitas Kabinet Kerja dalam menjalankan amanahnya sebagai pihak eksekutif negara. Dan BEM KBM STEI SEBI berpesan kepada Presiden Joko Widodo untuk lebih bijaksana terhadap setiap keputusan yang diambilnya."