REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Pekerja asing dan lokal terlibat bentrokan lantaran dipicu proses pembayaran gaji pada proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Dusun Bakengkeng, Desa Belang-Belang, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
"Puluhan Pekerja lokal menerobos pintu masuk proyek yang saat ini sementara dikerjakan oleh PT CHCE," ujar Ir, salah seorang pekerja lokal di Mamuju, Selasa (16/8).
"Puluhan karyawan mendesak masuk ke dalam lokasi proyek, untuk meminta pertanggung jawaban atas insiden dugaan pemukulan terhadap rekan mereka, yang dilakukan oleh, pimpinan proyek PLTU yang diketahui warga asing," katanya.
Ia menjelaskan, peristiwa berawal ketika rekan kerjanya yang berinisial LN (29) tenaga kerja lokal yang meminta kunci creanes alat berat kepada Mr WC (tenaga kerja asing) karena sisa gaji kontrak LN belum dibayarkan.
Namun Mr WC mempersulit LN, yang membuat pekerja lokal tersinggung dan terjadilah keributan antara pekerja asing dengan pekerja lokal pada proyek PLTU.
"Kami menuntut pimpinan proyek harus bertanggung jawab atas kejadian ini pak," ucapnya.
Kapolda Sulbar Brigjen Pol Lukman Wahyu Haryanto yang tiba di lokasi PLTU pun langsung mengumpulkan pekerja lokal untuk memberikan arahan agar tidak ada niat untuk balas dendam.
"Semua usulan pihak karyawan akan ditampung oleh pihak penyidik untuk menjadi bahan rujukan dalam menggelar pemeriksaan. Kami berharap karyawan tetap mengendalikan diri, agar tidak terjadi masalah yang lebih besar," kata Kapolda.
"Jangan menggunakan isu-isu yang rawan memancing suasana semakin memanas," tegasnya dihadapan puluhan tenaga kerja lokal di PLTU Belang-belang.