REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Oknum TNI AU Lanud Soewondo terekam melakukan tindakan brutal terhadap warga sipil di Jalan Teratai, Sari Rejo, Medan Polonia, Medan. Mereka tertangkap kamera mengarahkan senjata laras panjang ke arah warga.
Tindakan arogansi oknum TNI AU itu terekam kamera pengawas yang terpasang di Masjid Al Hasanah. Dalam rekaman berdurasi satu jam 24 menit itu, tampak warga berlarian saat puluhan tentara masuk ke jalan di depan masjid. Mereka datang dengan membawa pentungan, kayu dan tameng.
Aksi saling lempar batu pun terjadi. Sekitar empat orang terlihat membawa senjata laras panjang. Pukul 16.16 WIB seorang anggota TNI AU yang membawa tameng tampak mengarahkan moncong senjatanya ke arah kerumunan warga.
Seorang warga yang berdiri di dekat oknum tersebut sempat menunjuk senjata yang diarahkan si oknum. Tiba-tiba, laki-laki tersebut tampak terkejut dan menutup telinganya.
Penembakan itu lalu disusul anggota TNI AU lain yang mengejar warga. Pada menit berikutnya, seorang warga tampak ditarik oleh anggota TNI AU dari dalam halaman masjid. Dia pun dipukuli dengan pentungan dan kayu.
Laki-laki bercelana pendek itu kemudian berusaha menghindar dengan kembali memasuki area masjid. Namun, dia kembali menjadi sasaran pemukulan. Pria itu pun selamat setelah berusaha masuk ke area masjid. Seorang prajurit yang menggunakan tameng menghalau rekan-rekannya untuk masuk ke dalam halaman masjid.
Kericuhan antara warga Sari Rejo dan TNI AU berawal saat warga melakukan aksi unjuk rasa menolak pemasangan patok yang dilakukan TNI di atas lahan milik warga. Dalam insiden tersebut, sekitar lima warga menjadi korban penembakan.
Kelima korban yang terluka dan dilarikan ke RSU Mitra Sejati Medan itu, yakni Wahyu (19 tahun) luka tembak tangan kiri, Ahmad (22) luka tembak leher kiri, Raja (26) luka tembak di pinggang kanan, Gunawan (22) luka tembak betis kanan, dan Fadli (22) luka tembak di tangan kanan.
Raja, warga Sari Rejo mengaku ditembak dari jarak dekat. Luka tembakan tersebut mengenai bagian pinggang sebelah kanannya.
"Awalnya warga ditembaki dari jarak jauh, lalu massa kabur. Tapi saya tidak sempat lari. Saya ditembak di bagian pinggang dari jarak sekitar tiga meter. Saya udah bilang nyerah tapi saya tetap dipukuli, dipijak dan dicolok pakai pentungan," kata Raja.
Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Soewondo, Mayor Sus Jhoni Tarigan mengklaim, anggotanya juga menjadi korban dalam kericuhan tersebut.
"Masyarakat juga ada yang lempar batu, ada anggota kita yang kena. Anggota saya ada yang bocor. Saya lihat sendiri," kata Jhoni saat mengunjungi korban di RSU Mitra Sejati Medan, Senin (15/8) sore.
Jhoni menjelaskan, awalnya, pihaknya mengamankan warga yang termasuk massa aksi untuk dimintai keterangan. Usai proses tersebut selesai, mereka dipulangkan ke rumah mereka masing-masing lagi. Pihaknya pun telah merancang pertemuan untuk menuntaskan persoalan tersebut.
"Dari pihak pengunjuk rasa setelah dilepaskan kami minta mereka bubar tapi ternyata tidak. Justru mengganggu jalanan," ujar dia.
"Kami sampaikan untuk bubar tapi mereka bersikeras. Antara masyarakat dengan yang menghadang jalan hampir bentrok. Kita bubarkan massa supaya jalan bisa digunakan masyarakat umum kembali," kata Jhoni lagi.