Senin 15 Aug 2016 07:44 WIB

Warga Perumahan PGRI Bogor Krisis Air Bersih

Air Bersih (ilustrasi)
Air Bersih (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Puluhan warga di Perumahan PGRI Ciampea Endah 3, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat selama sebulan bulan ini kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga.

"Sudah satu bulan kami kesulitan air, kami harus mengangkat air dari 'toren' penampungan agar bisa dapat air," kata Nurhayati (54) salah satu warga perumahaan saat ditemui, Senin (15/8).

Nurhayati baru pindah sekitar dua bulan yang lalu. Awalnya kondisi air lancar. Tapi, pada pertengahan Juli, pasokan air mengalami gangguan hingga kini sehingga ia harus mengangkut air setiap jam 4 subuh dari saluran utama. Menurut Koordinator Keamanan Perumahan PGRI Ciampea Endah 3, Aan, gangguan air pertama kali disebabkan oleh kerusakan mesin, setelah diperbaiki, gangguan kembali terjadi karena kehabisan token listrik.

Pihak developer belum mencairkan uang untuk biaya pembelian token listrik yang diakomodasi oleh petugas keamanan, katanya. "Selama ini kami dari keamanan yang menalangi pembelian token listrik, dana pencairan dari perusahaan belum keluar," kata Aan.

Untuk mengatasi persoalan token listrik untuk air, pihak keamanan memungut uang Rp10 ribu per rumah tangga. Selain itu, setiap bulan warga juga sudah dipungut iuran bulanan sebesar Rp30 ribu untuk air, kebersihan dan keamanan. Setelah pemungutan dilakukan, kondisi air tidak juga berlangsung normal. Warga masih harus mengangkut air dari bak penampungan. Air yang dialiri oleh pihak keamanan dibatasi pada pukul 12.00 WIB, dan pukul 04.00 WIB.

"Setiap jam empat subuh kami harus mengangkut air, kalau tidak kebagian, kami tidak bisa mandi, masak atau mencuci, karena akan hidup lagi jam 12 siang," kata Acep warga lainnya.

Acep yang memiliki dua anak balita mengatakan air yang dialiri debitnya kecil sehingga tidak sanggup mengalir ke dalam rumah. Selain itu, kualitas air yang didistribusikan juga tidak bagus, berlumut dan berwarna kecokelatan. "Padahal ini musim hujan, kami kesulitan air. Bagaimana kalau musim kemarau, kasihan tetangga yang sudah lansia, harus mengangkat air setiap pagi," kata Acep.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement