REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- BUMDes Sukamenak yang berlokasi di Kabupaten Bandung dinilai bisa dijadikan sebagai salah satu contoh bagi Desa yang untuk mendorong perekonomian masyarakat Desa, untuk mewujudkan Desa Mandiri, Maju dan Sejahtera. Hal tersebut disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Teringgal dan Tranmigrasi Eko Putro Sandjojo saat meninjau BUMDes, Jumat (12/8).
Misalnya dari daerah Sulawesi, Kalimantan, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan bahkan Papua. BUMDes ini bergerak di bidang pengolahan air bersih dengan alat water meter. Ada 800 keluarga yang sudah dilayani BUMDes tersebut. BUMDes Sukamenak, Margahayu, Kabupaten Bandung sering menerima berbagai studi banding dari BUMDes di berbagai daerah lain.
BUMDes Sukamenak Atasi Krisis Air di Desa
"Kedatangan mereka untuk melihat BUMDes kami dari sisi kelayakannya," kata Ketua BUMDes Sukamenak JS Effendi.
Effendi mengatakan BUMDes Sukamenak didirikan dengan modal awal sebesar Rp 15 juta melalui bantuan dana hibah dari Pemkab Bandung. Hingga kini, BUMDes tersebut sudah memiliki pelanggan sebanyak 806 sambungan rumah (SR). "Semua pelanggannya warga Desa Sukamenak," tutur dia.
Effendi memaparkan, permintaan terhadap pengelolaan air bersih yang berlokasi di lahan carik desa ini diakui cukup tinggi. Pihaknya mengaku kesulitan memenuhi permintaan tersebut karena keterbatasan volume air. "Untuk memenuhi permintaan itu, kami sedang merancang peningkatan volume air yang telah ada," ujar dia.
Omset bulanan BUMDes ini mencapai Rp 25 juta sampai Rp 30 juta. Aset yang telah dimiliki, yaitu lima unit sumur dalam, kantor BUMDes, dua unit komputer PC, satu unit laptop, meubeuler kantor, ATK, alat-alat rumah tangga kantor dan peralatan untuk pemeliharaan seperti jenset, jack hummer, dan pompa.