Jumat 12 Aug 2016 07:06 WIB

Mengejar Cinta atau Mengejar Syahwat Cinta

Red: M Akbar
Achmad Qodratu
Foto: istimewa
Achmad Qodratu

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: R Achmad Qodratu SQ (Pendiri Komunitas Pasangan Islami)

Begitu banyak definisi cinta dari para filusuf. Dari sekian banyak definisi itu, cinta memiliki arti yang sungguh berbeda bagi yang sedang kasmaran maupun patah hati. Belum lagi, derifat makna cinta versi anak-anak atau mereka yang sudah renta. Mereka ini terkadang lebih memaknai cinta tanpa peduli artinya.

Sesungguhnya, cinta itu tentang rasa. Cinta sangat sulit untuk dilogikakan. Padahal hakikat logika adalah untuk membuat sesuatu agar lebih mudah dipahami semua orang. Tapi ketika bicara tentang cinta maka tak akan pernah sama yang dirasakan oleh setiap orang. Ya, cinta itu kerap kali melanggar logika.

Semua orang sepakat 2+2=4. Jika ada orang yang mengatakan hasilnya selain 4 maka dia akan dikategorikan bodoh atau gila. Rasanya otak manusia normal pasti akan sepakat menjawab 4 dan merasa aneh jika ada jawaban selain itu. Tapi itulah logika, sebuah nilai kebenaran berbasis olah otak yang sering kita sebut dengan ilmiah.

Lain lagi halnya dengan perasaan. Apa yang kita rasakan pada sesuatu, pastinya belum tentu sama dengan perasaan orang lain. Apa yang kita rasa benar, belum tentu juga sama dirasakan selaras oleh orang lain.

Misalnya saja perasaan pada seorang pelaku kriminal. Para korban pasti akan merasa marah dan ingin menyakitinya. Berbeda dengan orang tua si pelaku kriminal, mereka merasa anaknya harus dikasihani dan diberi kesempatan untuk perbaiki diri.

Begitulah cinta, apa yang kita rasa belum tentu dirasakan sama oleh orang yang kita cintai. Bisa jadi orang yang kita cintai justru dia merasakan jatuh cinta pada orang lain.

Dari sejarah kehidupan manusia, kita pernah mendapatkan rangkaian kisah cinta fenomenal. Kisahnya telah melegenda dan abadi hingga melintas zaman dan masanya. Kita bisa maknai dan mengambil hikmah dari kisah cinta Nabi Yusuf ‘alaihi salam dan Zulaikha.

Di sini digambarkan betapa kesempurnaan iman sosok laki-laki yang sempurna dengan anugerah wajah yang sungguh tampan di antara manusia zaman itu. Dalam kisah itu diceritakan betapa kuatnya gejolak yang meronta-ronta dari dalam jiwa seorang wanita bangsawan kepada Yusuf ‘alaihi salam.

Tapi Yusuf justru menampik cinta Zulaikha bukan karena ia tak menyimpan hasrat padanya. Dalam Quran Allah SWt menginformasikan pada kita,''Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.'' (QS. Yusuf: 24)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement