Jumat 12 Aug 2016 03:10 WIB

ASEAN Desak Indonesia Serius Tangani Persoalan Asap

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Bayu Hermawan
Kebakaran hutan dan lahan di Desa Buruk Bakul, Bengkalis, Riau, Jumat (13/2).
Foto: Antara
Kebakaran hutan dan lahan di Desa Buruk Bakul, Bengkalis, Riau, Jumat (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Negara negara ASEAN berkumpul pada Asean Agreement on Transboundary Haze Pollution (AATHP) untuk membahas roadmap penanganan asap dan kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia. ASEAN mendesak Indonesia untuk segera menyelesaikan persoalan asap ini.

Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan Malaysia, Junaidi Tuanku Jaafar menilai ASEAN sudah mengeluarkan statement tegas kepada Indonesia untuk segera dan serius menangani kebakaran hutan. Ia mengatakan, pada pertemuan Kamis (11/8) tersebut negara negara ASEAN sepakat untuk berbicara serius kepada Indonesia soal ini.

"Kami bekerja sama untuk mengatasi masalah tapi kita tidak bisa melibas semuanya. Kita harus menghormati kedaulatan orang lain," ujar Jaafar seperti dilansir dari Strait Times, Jumat (12/8).

Perwakilan Indonesia, penasehat senior Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Arief Yuwono mengatakan Indonesia sedang berupaya mengatasi kebakaran hutan ini. Indonesia juga mengatakan sudah melakukan langkah tegas bagi para pelaku pembakaran hutan.

"Kami juga menderita atas kejadian tersebut. Kami sudah menindak tegas pada para pelaku dan membuat kebijakan kebijakan tertentu di daerah," ujar Arief.

Tahun lalu, kabut yang berasal dari Indonesia menyelimuti negeri serta Malaysia dan Singapura selama lebih dari tujuh minggu, menyebabkan ribuan sekolah ditutup di Malaysia dan dampak berat bagi satwa liar di Kalimantan.

Singapura telah melayani pemberitahuan kepada enam perusahaan terkait dengan kebakaran, paling sering disebabkan oleh perkebunan kelapa yang dibakar setelah panen. Dua dari perusahaan merespon dan satu direktur diberi surat perintah penangkapan.

Visi ASEAN dari wilayah bebas kabut pada tahun 2020 mungkin tampak seperti tujuan terlalu jauh, tapi Menteri Singapura Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air Masagos Zulkifli mendesak setiap orang untuk terus melakukan bagian mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement