REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mengungkapkan, empat titik panas dengan tingkat kepercayaan atas potensi terjadinya kebakaran lahan dan hutan (karlahut) di atas 50 persen berada di daratan Sumatra.
"Untuk pagi ini, sama seperti kemarin sore atau Selasa (9/8). Yakni terdapat empat titik panas di Sumatera yang tersebar di Provinsi Riau tiga titik dan Provinsi Sumatera Selatan satu titik," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Slamet Riyadi di Pekanbaru, Rabu (10/8).
Ia menerangkan, data jumlah titik panas di Sumatra itu diterima pihaknya, setelah dirilis oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk waktu tersebut. Data menyebutkan, dalam sepekan terakhir titik panas mengalami tren meningkat seperti pada Rabu (3/8) satelit mendeteksi 85 titik di Sumatera atau mengalami lonjakan 11 titik dengan tersebar di tujuh provinsi dan pada Kamis (4/8) satelit memantau 86 titik panas tersebar di tujuh provinsi.
Lalu Ahad (7/8) satelit menyatakan titik panas di Sumatera mengalami lonjakan drastis 161 titik tersebar di sembilan provinsi, kemudian Senin (7/8) terpantau 232 titik panas dengan wilayah kosentrasi sembilan provinsi seperti di Sumatra Selatan 53 titik dan di Riau 45 titik. Slamet menjelaskan, titik panas tersebut berdasarkan pantauan sensor modis yang terpasang pada satelit Terra dan Aqua. Tiga titik di Riau, tersebar di dua kabupaten/kota, masing-masing Dumai dua titik dan Bengkalis satu titik.
"Dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen yang menandakan titik api atau potensi kebakaran lahan dan hutan di Riau terjadi pada dua titik yakni Kecamatan Bukit Kapur, Dumai dan Kecamatan Rupat, Bengkalis," jelasnya. Satuan Tugas Udara Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Riau hingga kemarin dilaporkan, terus melanjutkan penanggulangan kebakaran dengan operasi water bombing atau pengeboman air melalui udara.