REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Mahasiswa Magister Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Billy Sabella merancang aplikasi komputer untuk memperkirakan dan mengantisipasi mewabahnya penyakit demam berdarah dengue (DBD).
"Dengan menggunakan data kasus demam berdarah dengue (DBD) selama kurun waktu tertentu, maka dapat diperkirakan kemungkinan menjangkitnya penyakit DBD di satu daerah," kata Billy di Yogyakarta, Selasa (9/8).
Menurut dia, melalui aplikasi rancangannya, dengan mengambil studi kasus DBD di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, selama 10 tahun terakhir, dapat diperkirakan usia rentan terjangkit dan kisaran jumlah penderita.
"Dengan kelembaban udara 85-87 persen dan curah hujan 3-109 mm, kasus DBD diperkirakan akan menyerang anak usia 0-4 tahun dengan kemungkinan 94 persen, dan jumlah penderita berkisar 0-7 anak," katanya.
Dosen Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) Lizda Iswari mengatakan dengan aplikasi tersebut orang tua terutama yang memiliki anak usia 0-4 tahun dapat mengantisipasi penyakit DBD.
"Misalnya, dengan menjaga anak-anak mereka agar jangan sampai tergigit nyamuk aedes agypti sebagai pemicu munculnya penyakit DBD. Memasang kelambu pada tempat tidur anak merupakan salah satu langkah yang bisa diambil," katanya.
Ketua Pusat Studi Informatika Medis FTI UII Izzati Muhimmah mengatakan penyakit DBD hampir selalu menjadi kasus endemik di beberapa daerah setiap tahunnya.
"Antisipasi maupun penanganannya sering terseok-seok sehingga harus jatuh banyak korban. Di masa datang, kondisi semacam itu barangkali tidak harus terjadi lagi," katanya.
Menurut dia, dengan mengetahui perkiraan kasus DBD tersebut, dinas kesehatan atau pengambil kebijakan yang lain diharapkan bisa mengantisipasi sekaligus menangani kasus DBD secara lebih tepat."Misalnya, menyangkut penyediaan jumlah dan jenis obat serta antisipasi agar tidak jatuh banyak korban," katanya.