Ahad 07 Aug 2016 19:31 WIB

BMKG: Titik Panas di Sumatra Melonjak Drastis

Seorang pria melihat peta titik api (hot spot) di Posko Kebakaran Lahan dan Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan / ilustrasi
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Seorang pria melihat peta titik api (hot spot) di Posko Kebakaran Lahan dan Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan / ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mengungkapkan satelit mendeteksi 161 titik panas yang mengindikasikan kebakaran lahan dan hutan (karlahut).

"Pantauan satelit Terra dan Aqua sore ini atau pukul 16.00 WIB, jumlah titik panas melonjak dratis menjadi 161 titik dari hari sebelumnya cuma 55 titik," papar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Slamet Riyadi, Ahad (7/8).

Slamet memaparkan ke-85 titik panas tersebut tersebar pada sembilan provinsi dari total 10 provinsi di Sumatra. Wilayah konsentrasi titik panas tersebut tercatat berada di Sumatra Selatan dengan jumlah 51 titik.

Lalu disusul dengan wilayah Bangka Belitung terdeteksi memberi sumbangan 40 titik panas, diikuti Sumatra Utara terpantau satelit menyumbang 26 titik dan tercatat di Riau telah terdapat 17 titik panas.

"Wilayah Lampung terpantau beri sumbangan 13 titik panas, kemudian Sumatra Barat tercatat menyumbang tujuh titik, Bengkulu terdeteksi empat titik, Jambi dua titik dan terakhir Kepulauan Riau terdapat satu titik panas," ucapnya.

Dua unit helikopter bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang tergabung dalam Satgas Karlahut Provinsi Riau telah melakukan operasi pengeboman air dengan menyiram sebanyak 176.000 liter air.

"Hari ini operasi WB (waterbombing/pengeboman air) melibatkan dua helikopter dengan total 42 kali pengeboman air," kata Komandan Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Marsekal Pertama Henri Alfiandi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement