Sabtu 06 Aug 2016 06:40 WIB

4.198 Orang di Sukabumi Terserang Darah Tinggi

Penderita Hipertensi (darah tinggi) sedang diperiksa tekanan darahnya, Ilustrasi
Foto: Blogspot
Penderita Hipertensi (darah tinggi) sedang diperiksa tekanan darahnya, Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menyebutkan sejak Januari hingga Juni 2016 sebanyak 4.198 orang terserang darah tinggi atau hipertensi.

"Tingginya jumlah warga yang terserang hipertensi tersebut karena pola hidup yang kurang baik sehingga asupan makanan dan aktivitas tidak seimbang," kata Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Sukabumi, Rika Mutiara di Sukabumi, Jumat (6/8).

Menurutnya, dari jumlah tersebut ternyata perempuan paling mudah terserang hipertensi dengan rincian perempuan sebanyak 2.244 orang pria sebanyak 1.954 orang.

Tingginya perempuan yang terserang tekanan darah tinggi tersebut disebabkan oleg gaya dan pola hidup ditambah masalah ekonomi. Tetapi, tidak sedikit orang yang memiliki kemampuan ekonominya mapan juga mudah terserang hipertensi.

Jumlah warga yang terserang hipertensi akan lebih banyak lagi jika digabungkan dengan data dari rumah sakit, karena selama ini kasus ini hanya berasal dari laporan Puskesmas saja. "Pola hidup yang sehat dan melakukan olah raga teratur serta berwisata bisa mengantisipasi serangan darah tinggi," tambah Rika.

Selain hipertensi kasus penyakit tidak menular yang mendera warga Kabupaten Sukabumi seperti diabetes melitus sebanyak 471 kasus, osteoporosis 240, asma 231 kasus, stroke 140 kasus dan penyakit jantung koroner 10 kasus.

Sementara, petugas Pengelola Penyakit Tidak Menular Dinkes Kabupaten Sukabumi, Asep Taufik mengatakan tidak sedikit warga yang masih berada di usia muda sudah terserang hipertensi.

"Cukup banyak warga yang berusia di bawah 30 tahun terserang tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Jika penyakit ini didiamkan maka si penderitanya bisa terserang stroke dan jantung," katanya.*

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement